Salin Artikel

AS dan Perancis Mengaku Punya Bukti Suriah Gunakan Senjata Kimia

Sebabnya, kedua negara itu mengaku mempunyai bukti bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia ke kawasan Douma, Ghouta Timur.

Dari Negeri "Paman Sam", pernyataan tersebut diungkapkan oleh Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, sebagaimana dilansir oleh MSNBC via Politico Kamis (12/4/2018).

"Jelas, kami saat ini mempunyai bukti yang cukup. AS akan bersikap tegas sampai tim penasihat keamanan nasional selesai dengan rumusan opsi," kata Haley.

Tidak jauh berbeda dengan Haley, Presiden Perancis Emmanuel Macron juga mengatakan kalau gas beracun jenis klorin ditemukan di Douma.

"Namun, kami tidak bisa mengatakan kepada Anda jenis bukti yang kami dapatkan," kata Macron kepada TF1 via Washington Post.

Ucapan Macron itu bertolak belakang dengan Desember 2017. Saat itu, dia mendesak agar negara Barat mengedepankan dialog dengan Assad.

"Bagaimanapun, Assad harus bisa memberikan jawaban dugaan kejahatan yang dia perbuat terhadap rakyatnya," tutur presiden 40 tahun tersebut.

Situasi memanas menyusul laporan yang diberikan organisasi kemanusiaan tentang adanya gas beracun klorin ketika Suriah melancarkan serangan udara pekan lalu (6/4/2018).

Akibat serangan tersebut, setidaknya lebih dari 40 warga sipil di Douma tewas, dan 11 orang menjalani perawatan intensif karena mengalami kesulitan bernapas.

Presiden AS Donald Trump kemudian menyatakan bakal mempertimbangkan opsi militer jika ternyata ditemukan senjata kimia di Suriah.

Pernyataan Trump kemudian dibalas Rusia dengan mengancam bakal menjatuhkan setiap rudal yang ditembakkan Washington ke Damaskus.

https://internasional.kompas.com/read/2018/04/13/17580641/as-dan-perancis-mengaku-punya-bukti-suriah-gunakan-senjata-kimia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke