Salin Artikel

Apakah China Restui Kudeta Militer di Zimbabwe?

Pekan lalu Panglima AD Zimbabwe Jenderal Constantine Chiwenga melakukan perjalanan dinas ke China. Hal ini memicu kekhawatiran terkait semakin kuatnya pengaruh Beijing di Afrika.

Meski Kemenlu China bersikukuh kunjungan Jenderal Chiwenga adalah sebuah "kunjungan rutin", para analis menduga Beijing diam-diam merestui rencana kudeta itu.

Mantan wapres Emmerson Mnangagwa dan para sekutunya sudah sejak lama menjadikan China baik sebagai sekutu militer sekaligus investor.

China, yang kini menjadi rekan dagang dan investor terbesar bagi Zimbabwe, pada Rabu (15/11/2017) tak menyerukan agar Mugabe dikembalikan  ke jabatannya.

Padahal hubungan Mugabe dengan pemerintah China cukup erat dan bisa dilacak hingga ke masa Perang Dingin.

Tahun lalu, China berjanji untuk menanamkan investasi, pinjaman, dan bantuan sebanyak 4 miliar dolar AS untuk tiga tahun ke depan.

Saat ini, Presiden Robert Mugabe berada dalam status tahanan rumah dan istrinya, Grace dikabarkan kabur ke Namibia.

Robert Mugabe berkuasa di Zimbabwe sejak negeri itu merdeka dari jajahan Inggris pada 1980.

Sejak Mugabe berusia 90 tahun, isu terkait penerus sang presiden sudah mulai menghangat dan belakangan mengerucut ke nama Grace, sang istri.

Bahkan demi memuluskan jalan sang istri, Mugabe memecat wakil presiden Emmerson Mnangagwa.

Pemecatan ini kemudian meningkatkan ketegangan politik di negeri itu yang kemudian berujung pada intervensi militer yang menggulingkan kekuasaan Mugabe.

https://internasional.kompas.com/read/2017/11/16/15120501/apakah-china-restui-kudeta-militer-di-zimbabwe

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke