Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Filipina Spesialis Kasus Lingkungan Tewas Ditembak

Kompas.com - 17/02/2017, 16:23 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Seorang pengacara yang mengkhususkan diri dalam kasus-kasus kejahata lingkungan ditembak mati. Demikian kepolisian Filipina, Jumat (17/2/2017).

Pembunuhan Mia Manuelita Mascarinas-Green pada Rabu (15/2/2017) semakin mengukuhkan Filipina sebagai salah satu negara paling berbahaya bagi aktivis lingkungan.

Bagaimana tidak, dalam 15 tahun terakhir, tak kurang dari  100 aktivis lingkungan Filipina tewas dibunuh.

Polisi mengatakan, empat orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor mengepung lalu menembaki minibus yang ditumpangi Mascarinas-Green.

Dalam insiden di dekat kediaman perempuan itu di pulau Bohol, wilayah tengah Filipina, anak-anak Mascarinas-Green ada di dalam minibus itu.

Pengacara itu dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit tetapi anak-anaknya, berusia dua dan 10 tahun, tidak mengalami luka sedikitpun.

"Korban dikenal sebagai pengacara kasus-kasus lingkungan. Penyidik kini tengah memeriksa apakah serangan ini terkait kasus yang sedang ditanganinya," kata juru bicara kepolisian Bohol, Inspektur Senior Reslin Abella.

"Penyidik sudah memiliki setidaknya satu identitas tersangka dan pengejaran sedang dilakukan," tambah Abella.

Kematian Mascarinas-Green menjadikan jumlah aktivis lingkungan yang tewas dibunuh dalam 15 tahun terakhir menjadi 112 orang.

Dari jumlah itu, 12 aktivis tewas di masa tujuh bulan pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.

"Sebagian besar kasus pembunuhan ini tak terungkap karena pemerintah terus mengabaikan ancaman terhadap para pejuang lingkungan ini," kata Clemente Bautista, kordinator lembaga pemantau lingkungan Kalikasan.

"Artinya, pelaku akan mengulangi perbuatan mereka karena mereka tahu tak akan pernah ditangkap," tambah Bautista.

Sementara itu, direktur Greenpeace Asia Tenggara Yeb Sano menyebut pembunuhan itu menegaskan budaya impunitas di Filipina.

"Di mana figur berkuasa tetapi korup bisa lolos dari jeratan hukum meski telah melakukan pembunuhan," ujar Sano.

Organisasi lingkungan Global Witness mengatakan, 88 aktivis lingkungan terbunuh di Filipina antara 2010-2015.

Jumlah aktivis yang tewas mencapai puncaknya pada 2015 dengan 33 korban. Kondisi ini menjadikan Filipina negara kedua paling berbahaya untuk aktivis lingkungan setelah Brasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com