Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Bilang Siap Latihan Militer dengan China dan Rusia, Putus dengan AS

Kompas.com - 17/10/2016, 16:57 WIB

MANILA, KOMPAS.com –  Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan ia terbuka untuk latihan militer bersama dengan China dan Rusia.

Duterte juga menegaskan ahwa ia tidak akan lagi mengizinkan latihan perang dengan Amerika Serikat, sekutu lama Filipina, seperti dilaporkan Agence France-Presse.

Pernyataan Duterte itu muncul dalam wawancara yang disiarkan oleh Phoenix Television, Hongkong, Senin (17/10/2016), menjelang kunjungan empat hari ke Beijing, China.

Kunjungan Duterte ke China akan dimulai pada Selasa (18/10/2016), dengan tujuan meningkatkan hubungan yang memburuk akibat tumpang tindih klaim di Laut China Selatan.

Ketika  ditanya apakah Duterte akan mempertimbangkan latihan militer bersama dengan China atau Rusia, Duterte mengatakan, "Ya, saya akan melakukannya. Saya telah memberikan cukup waktu bagi AS untuk berlatih dengan tentara Filipina."

Duterte juga mengulangi ia tidak akan lagi mengizinkan latihan bersama militer lagi dengan AS, sekutu utama dan pemasok perangkat keras militer Filipina.

"(Latihan) Ini akan menjadi yang terakhir. Ini telah diprogramkan. Saya tidak ingin tentara saya dipermalukan," kata Duterte, mengacu pada satu latihan perang di Filipina yang berakhir pekan lalu.

Duterte telah berupaya keras dan untuk secara dramatis membentuk kembali hubungan luar negeri negaranya sejak menjabat pada 30 Juni, dengan memutar haluannya ke China dan Rusia saat bergerak menjauh dari Amerika Serikat.

Dia juga marah besar karena AS mengeritik caranya memerangi kejahatan narkoba. Perang terhadap peredaran narkoba telah menewaskan lebih dari 3.700 jiwa.

Duterte memuji China dan Rusia karena menunjukkan rasa "hormat" kepadanya dengan tidak memberikan kritik tajam atas upayanya memberantas narkoba.

Namun Duterte memberi sinyal bahwa perubahan cara pandangannya dalam politik luar negeri karena alasan pragmatis.

Duterte juga berulangkali mengejek AS untuk apa yang ia lihat bahwa pengaruh AS semakin melemah, terutama dalam bidang ekonomi dan militer di seluruh dunia.

Dalam kunjungannya ke China, Selasa (18/10/2016), Duterte membawa ratusan pengusaha. Bantuan China senilai miliaran dollar AS untuk Filipina akan diumumkan selama kunjungan.

Ketika ditanya apakah Duterte akan berusaha untuk membeli peralatan militer dari China selama kunjungannya, Duterte mengatakan kepada Phoenix Television, "Ya, tapi tidak dalam jumlah besar."

Duterte mengatakan ia juga akan membutuhkan kapal penyerang cepat dari China untuk memerangi "terorisme".

"Jika China tidak membantu kami dalam upaya ini, kami akan sulit memerangi terorisme," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Hubungan bilateral China-Filipina memburuk di bawah pendahulunya, Benigno Aquino, yang mencoba menantang ekspansi China di Laut China Selatan.

Untuk menghadang China, Aquino mengizinkan kehadiran militer AS jauh lebih besar di Filipina. Aquino juga membawa sengketa Laut China Selatan dengan China ke Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA), yang kemudian dimenangkan Filipina, tetapi ditolak China.

Duterte mengatakan dia tidak ingin menggunakan putusan PCA itu untuk menekan China. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com