Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Pembawa Bom Ditembak Mati dengan Panah Beracun

Kompas.com - 04/05/2016, 17:04 WIB

YAOUNDE, KOMPAS.com — Sebuah kelompok keamanan swakarsa lokal di Kamerun utara telah menggunakan panah beracun untuk melumpuhkan seorang wanita dengan bahan peledak yang diikatkan pada tubuhnya.

Lembaga otoritas di Kamerun utara mengatakan hal itu kepada Associated Press, Selasa (3/5/2016).

Midjiyawa Bakary, Gubenur Far North, Kamerun utara, mengatakan, seorang wanita berusia 40 tahun menyeberang dari negara tetangga Nigeria bersama anak gadisnya yang berusia 14 tahun.

Bahan peledak tampaknya telah diikatkan pada kedua wanita itu. Mereka berusaha menerobos ke permukiman warga, tetapi berhasil dicegah sebelum misi bunuh diri dilakukan.

Beberapa penduduk lokal di Kamerun utara melarang mereka maju. Warga lalu menembak wanita pengebom itu dengan panah beracun setelah tak mau berhenti, meski telah dilarang.

Sementara itu, anak gadisnya tewas setelah meledakkan diri.

Penduduk kota Mora, Kamerun utara, di dekat perbatasan Nigeria, mengatakan, setidaknya sudah lima pelaku bom bunuh diri tewas dalam beberapa hari terakhir ini.

Serangan seperti itu terjadi beberapa saat sebelum Presiden Kamerun Paul Biya pergi ke Nigeria untuk membahas cara mengakhiri kekerasan oleh Boko Haram.

Kelompok garis keras Boko Haram yang berbasis di Nigeria timur laut telah menjadi ancaman, tidak saja bagi Nigeria, tetapi juga bagi negara-negara tetangga, termasuk Kamerun.

Sejak pemberontakan mereka dimulai pada 2009, hingga kini, kekerasan akibat serangan Boko Haram telah menewaskan lebih dari 20.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com