Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Istri Sebut Pembajak Egypt Air sebagai Orang yang Berbahaya

Kompas.com - 31/03/2016, 18:35 WIB

NICOSIA, KOMPAS.com - Marina Paraschou, mantan istri pembajak Egypt Air, mengatakan, mantan suaminya itu adalah seseorang yang sangat berbahaya, pengguna narkoba dan gemar memukuli anak-anaknya.

Marina membantah laporan media yang menyebut Seif Eldin Mustafa (59) membajak pesawat Airbus 320 yang mengangkut 72 orang penumpang dan kru didorong karena cinta dan ingin bertemu dengannya.

Dalam wawancara yang dipublikasikan harian Phileleftheros, Kamis (30/3/2016), Marina mengatakan, Seif Eldin tak pernah meminta untuk bertemu dengannya dan polisi hanya meminta dia untuk mengidentifikasi suara pria itu.

Lebih jauh Marina mengatakan, Seif Eldin adalah pendukung fanatik Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang terlibat dalam pembunuhan tiga serdadu Israel dan pernah dipenjara empat tahun di Suriah.

Perempuan itu menambahkan, terakhir kali mereka berkomunikasi setelah bercerai pada 1990 adalah beberapa tahun lalu, setelah putri mereka meninggal dunia.

Marina mengingat kata-kata Seif Eldin saat dia memberi kabar kematian putri mereka.

"Memangnya saya peduli? Saya tak peduli jika dia meninggal," ujar Marina menirukan kata-kata Seif Eldin.

"Pria ini tak pernah peduli dengan anak-anaknya semenitpun, saat dia tinggal di sini atau di tempat lain. Dan, kini saat dia ditahan polisi, saya dan anak-anak tetap merasa takut," ujar Marina.

Marina mengatakan, dia dan Seif menikah pada 1985. Saat itu Marina baru berusia 20 tahun dan mereka bercerai lima tahun sesudahnya.

Selama menikah, mereka tinggal di rumah orangtua Marina dan selama itu juga Seif tak pernah memiliki pekerjaan tetap namun menjadi pecandu narkotika.

Saat dia tak mampu membeli narkoba, maka Seif akan melampiaskan kekesalannya dengan memukuli anak-anaknya.

Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan, catatan kejahatanan Seif Eldin Mustafa sangat panjang dan dia baru saja bebas dari hukuman satu tahun penjara pada Maret 2015.

Hal yang sama dikemukakan kepolisian Siprus. Catatan kejahatan Seif di pulau itu terlacak hingga 1988. Saat itu dia dijerat enam dakwaan pemalsuan paspor dan dijatuhi hukuman percobaan.

Seif Eldin kemudian dideportasi ke Mesir usai dilaporkan Marina ke polisi karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Dia kembali masuk ke Siprus dengan menggunakan paspor Qatar namun aksinya diketahui dan kembali dideportasi ke Mesir pada 1990.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com