Para pegiat organisasi Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan, pembunuhan tersebut dilaporkan oleh sumber-sumber lokal di Palmyra.
Aktivis di Palmyra, Khaled al-Homsi, mengatakan, ISIS hingga Selasa (27/10/2015) petang belum mengumumkan identitas tiga tawanan yang dibunuh.
"Tidak ada warga yang menyaksikan langsung (eksekusi). Pilar-pilar bangunan kuno (di Palmyra) hancur dan ISIS melarang warga menuju lokasi," katanya kepada kantor berita AFP.
Diperkirakan, ini untuk pertama kalinya ISIS membunuh tawanan atau sandera dengan cara meledakkan mereka sejak ISIS merebut Palmyra bulan Mei lalu.
ISIS menghancurkan dua candi berusia 2.000 tahun dan menara pemakaman di Palmyra, salah satu pusat kebudayaan kuno paling penting di dunia dengan alasan situs ini "sama dengan berhala yang harus dihancurkan".
Badan Kebudayaan PBB (UNESCO) mengutuk tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai kejahatan perang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.