Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Mendekati Perbatasan Turki

Kompas.com - 30/09/2014, 11:07 WIB
KOBANI, KOMPAS.COM — Koalisi pimpinan AS mengintensifkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak, tetapi hal itu mungkin tidak cukup untuk menghentikan laju gerakan kelompok teror itu. ISIS sedang mendekati kota penting Kurdi Suriah, yaitu Kobani, di dekat perbatasan Turki. Demikian kata seorang warga sipil di kota itu kepada CNN.

Seorang warga sipil yang tidak mau disebutkan jati dirinya mengatakan, kelompok teror tersebut berada sekitar 3 kilometer di sebelah timur Kobani. Kesaksian dia pada dasarnya membenarkan laporan kelompok pemantauan yang berbasis di London, yaitu Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Jika ISIS bisa mengambil alih Kobani, kelompok itu akan mengusai wilayah luas sepanjang lebih dari 100 kilometer dari Raqqa, yang telah dinyatakan sebagai ibu kota dari kelompok itu, hingga ke perbatasan Turki.

Warga Kobani mengatakan, mereka merasa tak berdaya dan ketakutan. Walau ada sejumlah serangan udara di daerah tersebut, para saksi mata mengatakan, serangan itu terlalu sedikit dan terlalu jauh di belakang dari garis depan untuk memperlambat laju kelompok teror itu.

"Kami perlu bantuan. Kami membutuhkan senjata. Kami membutuhkan serangan udara yang lebih efektif," kata pejabat Kobani, Idriss Nassan. "Jika situasi tetap seperti ini, kami akan menyaksikan pembantaian. Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika ISIS masuk ke kota Kobani."

Observatorium Suriah, yang informasinya berasal dari jaringan aktivis, dokter, dan warga sipil di seluruh Suriah, mengatakan pada Senin bahwa militan ISIS berada sekitar 5 kilometer di sebelah timur dan tenggara Kobani, yang juga dikenal sebagai Ayn al Arab. "Pertanyaan saya adalah, mengapa Anda tidak menyerang ISIS di dekat Kobani," kata Rami Abdulrahman, pendiri dan Direktur Observatorium.

AS mengklaim keberhasilan

Sementara itu, militer AS yakin pengeboman yang sedang berlangsung di Suriah telah mendegradasikan kemampuan komando dan kontrol ISIS. Begitu kata Mayjen Jeffrey Harrigan, Deputi Asisten Kepala Staf Angkatan Udara AS, kepada wartawan. Dia mengatakan, ada bukti bahwa ISIS tidak dapat mengumpulkan pasukan.

Angkatan Udara AS melaporkan bahwa sejumlah jet tempur F-22 telah meraih hasil yang baik. Pesawat-pesawat itu tidak menjatuhkan bom, tetapi juga mengawasi semua yang ada di darat.

Sekitar tiga perempat dari serangan udara di Irak dilakukan Angkatan Udara AS. Sementara itu, di Suriah, AS  bertanggung jawab atas sekitar setengah dari serangan.

Sejauh ini, Amerika Serikat dan sekutu telah melakukan setidaknya 229 serangan udara di Irak dan 59 serangan udara di Suriah. Pada akhir pekan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bergabung dengan AS dalam menghantam target milik ISIS di Suriah. Demikian kata Komando Pusat AS. Serangan-serangan itu mengenai sejumlah kendaraan bersenjata dan menghantam empat kilang modular yang dikendalikan ISIS dan simpul komando serta kontrol ISIS di utara Raqqa. Demikian kata militer AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com