Menteri Perminyakan Suriah, Suleiman al-Abbas, mengatakan saat ini produksi minyak negaranya hanya 14.000 barel per hari. Sebelum perang, sebut dia, produksi minyak negara itu mencapai 385.000 barel per hari.
Seperti dikutip dari kantor berita Suriah (SANA), Suleiman menyalahkan rontoknya produksi minyak mentah itu pada serangan ke fasilitas minyak, sanksi dari Barat, dan keputusan perusahaan minyak asing menghentikan operasi mereka di Suriah.
Sebagian besar sumur minyak Suriah berada di kawasan timur dan utara negara itu. Kedua bagian merupakan daerah yang dikuasai kubu oposisi yang oleh pemerintah disebut sebagai pemberontak dan teroris.
Industri minyak pernah menjadi sumber utama pendapatan mata uang asing untuk Suriah sebelum konflik domestik meluluhlantakkan negara itu. Konflik bermula pada Maret 2011.
Keruntuhan produksi telah memicu kekurangan bahan bakar di seluruh negeri. Penjualan minyak di pasar gelap pun melonjak. Pemerintah Suriah saat ini mengandalkan pasokan impor untuk memenuhi kebutuhan minyaknya, sebagian besar dari Iran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.