Setelah ditahan karena tuduhan "melanggar hukum", Tohti bersama dengan ibunya, kemudian dibawa ke lokasi yang tak diketahui oleh puluhan polisi. Demikian keterangan istri Tohti, Guzaili Nu'er. "Polisi juga menyita telepon genggam dan komputer kami," tambah Nu'er.
Nu'er menambahkan polisi tidak melakukan penangkapan paksa terhadap suaminya di depan kedua anaknya yang masih kecil.
"Saya bertanya (kepada polisi) kemada mereka akan membawa suami saya. Namun mereka tidak berkata apa-apa," papar Nu'er.
"Situasi ini berpengaruh besar terhadal anak-anak kami. Mereka menangis sejak tadi malam, dan kini saya bahkan tak memiliki telepon genggam," ujar Nu'er.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Hong Lei mengatakan Tohti ditahan karena dia dicurigai melakukan kejahatan dan melanggar hukum. Namun Lei tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Tohti (45) adalah pakar ekonomi di Universitas Kebangsaan Beijing dan selama ini dikenal kritis terkait kebijakan pemerintah China terhadap etnis Uighur yang banyak mendiami Xinjiang di wilayah barat China.
Xinjiang yang berbatasan dengan Asia Tengah, berulang kali didera kekerasan dalam beberapa tahun terakhir ini yang menewaskan puluhan orang. Pemerintah China selama ini menuding kelompok teroris yang mendalangi serangkaian kekerasan di Xinjiang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.