Pria itu berdiri di panggung utama dan bertugas untuk menerjemahkan pidato para pemimpin dunia ke bahasa isyarat agar para penyandang tunarungu bisa memahami pernyataan para pemimpin dunia tersebut.
Namun, Braam Jordaan, seorang tunarungu Afrika Selatan dan anggota Federasi Tunarungu Sedunia (WDF), meyakini sang penerjemah itu menggunakan isyarat-isyarat palsu.
"Struktur tangannya, ekspresi wajahnya, dan gerakan tubuhnya tidak mengikuti apa yang dikatakan orang yang sedang berbicara," kata Jordaan kepada situs berita SBS.
Lebih lanjut Jordaan mengklaim bahwa sang penerjemah, yang juga bertugas saat Presiden AS Barack Obama berpidato, menggunakan tanda-tanda isyarat "hasil karya" sendiri.
"Saya merasa kecewa dan dipermalukan. Dia menciptakan sendiri isyaratnya," ujar Jordaan.
"Apa yang terjadi dalam upacara itu sungguh memalukan. Hal itu seharusnya tak terjadi," tambah dia.
"Apa yang terjadi akan selamanya diasosiasikan dengan Nelson Mandela dan komunitas tunarungu. Terima kasih untuk sang penerjemah palsu," keluh Jordaan.
Pernyataan Jordaan itu mendapat dukungan dari The Limping Chicken, sebuah blog ternama untuk komunitas tunarungu Inggris.
"Si penerjemah membuat tanda isyarat yang belum pernah dilihat sebelumnya, sebuah pengulangan ritme aneh pada gerakannya. Tanda isyaratnya berulang setiap tiga atau empat kali gerakan, dia selalu menggoyangkan bahunya, seperti tengah mengikuti ketukan tertentu," kata blog itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.