Menurut Kepala Kepolisian Garrisa Benjamin Ongo'ombe, sesuai hasil pemeriksaan sementara pihaknya, sosok ini mempunyai tugas merekrut anggota baru. "Dia juga menjadi orang yang membiayai kegiatan Al-Shabab di kawasan Afrika Timur," kata Ongo'ombe.
Ongo'ombe melanjutkan, pihaknya mendapat informasi intelijen dari Unit Kepolisian Antiterorisme (ATPU). "Sosok ini menyelundupkan dua orang calon anggota baru Al-Shabab melalui perbatasan Kenya menuju Somalia," tuturnya meski tak memaparkan lebih rinci identitas "otak" Al-Shabab tersebut.
Ongo'ombe menjelaskan, dua orang asal Kenya itu berusia 16 dan 19 tahun bernama Juma Kitsau dan Osman. Sebetulnya, informasi mengenai sosok penting Al-Shabab itu justru datang seusai penangkapan kedua calon anggota Al-Shabab. "Dari informasi mereka, kami melakukan operasi penangkapan dan berhasil," kata Ongo'ombe lagi.
Ongo'ombe melanjutkan, kedua orang tadi sudah disiapkan hotel dan fasilitas transportasi menuju Somalia. "Al-Shabab punya sel jaringan di seluruh Kenya," aku Ongo'ombe.
Jihad
Jaringan itu, terang Ongo'ombe, memang bertugas mencari anggota-anggota baru. Kebanyakan dari anggota anyar itu adalah pemuda. "Al-Shabab mengindoktrinasi mereka untuk mau berperang jihad," ujar Ongo'ombe.
Serangan mematikan Al-Shabab ke Mal Westgate di Nairobi, ibu kota Kenya, pada September silam membuat otoritas Kenya bersiaga. Selain memperketat komunikasi, Kenya juga terus menelusuri kasus penyerangan itu.
Seturut catatan termutakhir, aparat keamanan Kenya sudah menanyai 40 orang diduga terkait dengan serangan ke Mal Westgate itu. Polisi juga tengah menyelidiki dua orang siswa sekolah menengah atas yang terlibat dengan serangan itu. Dugaan kuat, kedua siswa itu anggota Al-Shabab.