Sejatinya, pertemuan kedua pihak itu adalah kali ketiga dalam empat hari ini. Hun Sen, pria berusia 61 tahun, ini mempertahankan kekuasaannya hingga usia 74 tahun lantaran memenangi pemilihan umum tersebut. Sementara, Rainsy, bankir lulusan Perancis yang pulang dari pelarian politiknya pascamendapat pengampunan dari Raja Kamboja, menjadi penentang Hun Sen. Pihak Rainsy menilai ada dugaan kecurangan dalam pemilihan umum itu.
Melalui partai, CNRP, Rainsy menuntut komite kebenaran untuk menelisik dugaan kecurangan itu. CNRP mengancam akan memboikot pembukaan persidangan perdana parlemen pada Senin (23/9/2013) mendatang.
Insiden berdarah pecah pada Minggu (15/9/2013) lalu, tulis AP, saat oposisi melancarkan aksi protes di Phnom Penh. Dalam kejadian itu, satu pemrotes tewas dan satu polisi terluka.
Pada dialog Senin lalu, kedua belah pihak menyetujui tiga poin. Pertama, meminta partisipasi Raja Norodom Sihamoni untuk menyerukan penghentian kekerasan pemilu. Kedua, menciptakan mekanisme untuk mereformasi sistem pemilu pada masa mendatang. Ketiga, baik Hun Sen maupun Sam Rainsy sepakat untuk melanjutkan negosiasi sesuai pernyataan bersama sebelumnya.