Menurut Zuma, Afsel percaya tidak ada pelanggaran terhadap hukum internasional atau pengabaian agenda Dewan Keamanan PBB untuk menuntaskan agenda bagi negara-negara lainnya. Terkait dengan peran parlemen internasional, Zuma juga menambahkan agar peran tersebut berkontribusi dalam upaya mencari solusi politik terhadap kekisruhan di Suriah sejak dua tahun silam.
Hingga kini, pemerintahan Presiden Barack Obama masih menanti otorisasi Kongres AS terkait rencana penyerangan militer terbatas ke Suriah. AS menuding Suriah menggunakan senjata kimia dalam serangan pada 21 Agustus 2013 di Damaskus. Kalau Kongres mengabulkan, militer AS akan menyerang Suriah secara terbatas pada 9 September 2013.
Jacob Zuma dalam kesempatan tersebut memang menjadi pembicara pada pembukaan Konferensi Ke-59 Parlemen Negara-negara Persemakmuran di Johannesburg. "Fungsi parlemen juga mesti mengupayakan damai," imbuh Zuma.
Lebih lanjut, Zuma juga mengingatkan dalam kesempatan itu soal upaya perdamaian di Afrika. Ia menyebut negara Mesir dan Republik Demokrasi Kongo (RDK) masih memerlukan upaya lebih keras untuk mewujudkan perdamaian. "Di sini tugas parlemen untuk mempromosikan demokrasi, akuntabilitas, dan pemerintahan yang baik serta bersih, bahkan di seluruh dunia," demikian Jacob Zuma.