DAMASKUS, KOMPAS.com - Kelompok ISIS akhirnya mengumumkan kematian pemimpin mereka, Abu Bakar al-Baghdadi, sekaligus menyatakan penerus yang baru.
Dalam rekaman audio yang dirilis di Telegram, kelompok ekstremis itu menunjuk Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi sebagai orang nomor satu mereka.
"Kami berkabung untukmu, komandan dari orang-orang yang beriman," ujar Hashimi yang juga bertindak sebagai juru bicara ISIS.
Baca juga: AS Rilis Foto dan Video Penyerbuan Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi
Abu Bakar al-Baghdadi yang mengumumkan "kekhalifahan" pada 2014, tewas bunuh diri ketika diserang pasukan khusus AS akhir pekan lalu.
Kelompok itu juga mengakui kematian juru bicara mereka, Abu Hassan al-Muhajir, dalam serangan yang terjadi sehari setelah Baghdadi.
Dilansir AFP Kamis (31/10/2019), ISIS menyatakan lembaga legislatif dan konsultatitf mereka langsung bersidang setelah Baghdadi tewas.
Diberitakan BBC, tidak banyak yang diketahui dari Hashimi. Sumber dari pihak keamanan menduga nama itu merupakan nama samaran.
ISIS juga tidak memberi penjelasan terkait pemimpin baru itu. Mereka hanya menerangkan bahwa Hashimi merupakan "sosok menjanjikan di dunia jihad".
Pernyataan itu juga menyebut bahwa Hashimi merupakan pejuang jihad veteran yang pernah bertarung melawan Amerika Serikat (AS) di masa lalu.
Dengan nama "al-Quraishi", kelompok tersebut berusaha menegaskan bahwa dia berasal dari suku Quraish, kualifikasi utama menjadi khalifah.
"Jika sampai mereka tidak memilih orang dari Quraish, maka mereka secara implisit mengakui kekhalifahan tak ada lagi," ujar pakar media jihad Mina al-Lami sebelum rekaman itu beredar.
ISIS juga memberikan peringatan kepada Presiden Donald Trump yang mengumumkan kematian Pemimpin ISIS itu melalui pidato di televisi.
Baca juga: Ipar Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Jadi Informan yang Bongkar Persembunyiannya
Dalam konferensi pers Minggu (27/10/2019), Trump menyatakan Baghdadi meledakkan diri stelah disudutkan oleh Pasukan Delta di terowongan.
"Dia mati sebagai pengecut. Dia mati lakana anjing," klaim Trump yang menambahkan, Baghdadi "ketakutan, menjerit, dan menangis".
Dalam rekaman suara, Hashimi menyebut Trump sebagai örang tua gila", dan mengancam bakal membalas dendam atas kematian Baghdadi.