Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Divaksin, 6 Siswa Dilarang Bersekolah di New York

Kompas.com - 30/09/2019, 13:13 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Newsweek

NEW YORK, KOMPAS.com - Enam siswa telah dicegah untuk menghadiri sekolah di New York dengan alasan belum mendapat seluruh vaksinasi yang diperlukan.

Dilansir Newsweek, enam siswa tersebut, yang tidak diungkapkan identitasnya, tidak mendapat vaksinasi karena memiliki pengecualian agama.

Akan tetapi, negara pada bulan Juni telah meniadakan pengecualian itu, sebagai tanggapan terhadap wabah campak terburuk di AS dalam dua dekade terakhir.

Saat ini, undang-undang di negara bagian New York telah melarang pihak sekolah dari "mengizinkan anak mana pun untuk diterima di sekolah, atau menghadiri sekolah, jika lebih dari 14 hari tidak bisa menunjukkan bukti yang cukup bahwa si anak telah menerima semua vaksinasi sesuai umur yang diperlukan".

Baca juga: Siapa Saja yang Perlu Vaksinasi Influenza? Ahli Memaparkan

Karen Dunphy, juru bicara dari Distrik Sekolah Pusat Skaneateles, mengatakan bahwa enam siswa itu telah mencapai akhir masa 14 hari yang diberikan dan pihak orangtua siswa telah diberi tahu bahwa mereka tidak boleh menghadiri sekolah tersebut.

"Para orangtua siswa itu bersikap kooperatif. Kedua pihak telah saling berkomunikasi dan semua menghormati satu sama lain. Semuanya berjalan dengan lancar," ujarnya.

"Pihak distrik sekolah dan keluarga siswa telah mengikuti aturan negara bagian yang berlaku," kata Dunphy kepada Newsweek.

Enam siswa tersebut kini telah disekolahkan di rumah atau homeschooling.

Data resmi tahun 2017 dan 2018 menunjukkan, ada lebih dari 26.000 anak-anak di New York yang menggunakan pengecualian agama untuk tetap dapat bersekolah meski belum mendapat vaksin.

Baca juga: Jerman Rencanakan Denda Tinggi bagi Penolak Vaksinasi Campak

Sementara menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mencatat ada 1.241 kasus campak yang dikonfirmasi antara 1 Januari hingga 19 September 2019 di AS.

Angka tersebut adalah yang tertinggi untuk kasus campak yang dilaporkan di negara itu sejak 1992.

Kasus-kasus itu dilaporkan terjadi di 31 negara bagian, meski lebih dari 75 persen di antaranya telah dikaitkan dengan wabah di New York.

CDC mengatakan bahwa mayoritas orang yang tertular campak tidak mendapat vaksinasi.

Selain itu, penyakit ini memiliki kecenderungan mudah menyebar dan menyebabkan wabah di komunitas di mana kelompok orang tidak divaksin.

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat menular, dengan penderitanya dapat mengalami komplikasi yang serius.

Baca juga: Vaksin HIV Akan Segera Diujikan pada Ribuan Orang di 8 Negara

Tahun ini saja, hingga September, telah ada 131 dari orang yang tertular campak harus dirawat di rumah sakit, sementara 65 di antaranya mengalami komplikasi seperti pneumonia dan ensefalitis.

Pada Rabu (25/9/2019) lalu, para pejabat kesehatan menyatakan bahwa wabah campak di Rockland County, New York telah berakhir.

Departemen Kesehatan Negara Bagian New York mengonfirmasi pada Rabu lalu ada 312 kasus campak. Wabah itu umumnya dikaitkan dengan para turis mancanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com