Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Akui Rudal Javelin yang Ditemukan di Markas Haftar di Libya Miliknya

Kompas.com - 10/07/2019, 18:44 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Perancis mengakui misil yang ditemukan di sebuah markas pasukan Haftar di Libya adalah miliknya.

Namun mereka membantah telah memasok rudal-rudal tersebut ke pemberontak yang berarti akan menjadi bentuk pelanggaran terhadap embargo persenjataan PBB.

Dilaporkan AFP, rudal-rudal yang ditemukan di markas pasukan Haftar di selatan Tripoli itu merupakan rudal FGM-148 Javelin buatan Amerika Serikat yang diberikan kepada pasukan Perancis. Namun rudal-rudal tersebut diklaim cacat dan hendak dihancurkan.

"Rudal-rudal tersebut tidak dipindahkan ke pasukan lokal," kata Kementerian Pertahanan Perancis dalam pernyataan yang dirilis Rabu (10/7/2019).

Baca juga: Pentagon Selidiki Temuan Rudal AS di Markas Pasukan Haftar di Libya

Tumpukan peluncur empat rudal Javelin itu ditemukan pada 29 Juni, saat pasukan yang setia kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB menyerbu pangkalan yang digunakan pasukan di bawah Komando Jenderal Khalifa Haftar di Gharyan.

Rudal-rudal yang diproduksi oleh raksasa pertahanan Raytheon dan Lockheed Martin tersebut bernilai masing-masing lebih dari 170.000 dollar AS (sekitar Rp 2,4 miliar).

Rudal itu dilengkapi panduan inframerah untuk mengubah arah laju rudal yang melengkung ke udara dan menghancurkan tank dari atas, sementara penembaknya tetap dalam titik aman.

Rudal-rudal temuan tersebut ditunjukkan kepada para wartawan, yang mengarah pada penyelidikan oleh Washington untuk mencari tahu dari mana pasukan itu memperoleh persenjataan yang digunakan untuk melawan tank dan kendaraan lapis baja lainnya.

"Senjata-senjata ini untuk melindungi pasukan yang melakukan misi intelijen dan anti-teror," lanjut pernyataan Perancis.

Baca juga: Korban Jiwa Capai 1.000 Orang, PBB Desak Gencatan Senjata di Libya

Pengakuan itu berpotensi memalukan Perancis yang lama membantah tuduhan bahwa mereka membantu Haftar di lapangan, sementara juga memberi dukungan diplomatik internasional.

Tentara Nasional Libya (LNA) yang setia pada Haftar mulai kembali melancarkan serangan terhadap Tripoli dan berusaha menggulingkan pemerintahan Fayez al-Sarraj yang diakui PBB pada 4 April. Serangan itu memicu pertempuran selama hampir empat bulan yang menewaskan hampir 1.000 jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com