Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentagon Selidiki Temuan Rudal AS di Markas Pasukan Haftar di Libya

Kompas.com - 30/06/2019, 16:46 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TRIPOLI, KOMPAS.com - Departemen Pertahanan Amerika Serikat meluncurkan penyelidikan atas laporan tentang temuan rudal buatan AS di Libya.

Tumpukan rudal anti-tank FGM-148 Javelin buatan AS ditemukan di markas Tentara Nasional Libya (LNA), pasukan militer di bawah Jenderal Khalifa Haftar, yang berupaya merebut kendali ibu kota Tripoli dari pemerintahan nasional (GNA) yang diakui PBB dan didukung AS.

Rudal bernilai masing-masing lebih dari 170.000 dollar AS (sekitar Rp 2,4 miliar) itu ditemukan di kota Gharyan, setelah serangan balasan yang dilancarkan pasukan pemerintah nasional Libya dan merebutnya dari LNA beberapa hari lalu.

Rudal-rudal buatan AS itu ditemukan bersama dengan peluru artileri kendali laser buatan China dan ditunjukkan kepada wartawan oleh pasukan pemerintah Tripoli.

Baca juga: Konflik Libya: Kelompok Bersenjata Putus Pasokan Air ke Tripoli

Pada bagian wadah rudal buatan AS itu terdapat label yang menunjukkan jika rudal Javelin itu awalnya dijual oleh Washington ke Uni Emirat Arab pada 2008.

Rudal FGM-148 Javelin itu diproduksi oleh raksasa pertahanan Raytheon dan Lockheed Martin. Rudal tersebut dilengkapi panduan inframerah untuk mengubah arah laju rudal yang melengkung ke udara dan menghancurkan tank dari atas, sementara penembaknya tetap dalam titik aman.

Dilansir AFP, rudal tersebut diklaim mampu menghancurkan segala jenis tank tempur utama yang digunakan di seluruh dunia.

"Bagaimana rudal tersebut bisa berakhir di tangan pasukan LNA di bawah Jenderal Khalifa Haftar masih belum diketahui, meskipun UEA telah diketahui mengklaim mendukung upaya jenderal itu untuk berkuasa di Libya. Saat ini Pentagon masih menyelidiki temuan itu," tulis surat kabar AS, New York Times.

Jika diketahui UEA telah memasok persenjataan ke pasukan Haftar, maka langkah tersebut kemungkinan akan menjadi pelanggaran atas pelanggaran penggunaan akhir persenjataan dengan AS, serta embargo senjata PBB.

Menurut sebuah laporan pada Februari lalu, senjata-senjata Amerika sering ditemukan jatuh ke tangan musuh Washington di seluruh dunia.

Baca juga: Misil dan Drone Buatan China Disebut Dipakai dalam Konflik di Libya

Di bawah pengawasan pemerintah Trump, senjata-senjata itu dijual ke Arab Saudi dan UEA dan dilaporkan berakhir ke tangan kelompok milisi Al-Qaeda, Salafi, maupun faksi-faksi lain yang berperang di Yaman.

Bahkan selama pemerintahan Barack Obama, senjata-senjata AS yang dimaksudkan untuk pemberontak moderat di Suriah, dengan cepat dijual ke pasar gelap, dicuri oleh kelompok IS atau al-Nusra.

Senjata-senjata tersebut termasuk di antaranya, kendaraan anti-ranjau, rudal TOW, dan senapan.

Saat AS mengumumkan penyelidikan atas penyitaan Libya, pasukan Jenderal Haftar melancarkan serangan udara terhadap kota Gahryan pada Jumat (28/6/2019) malam dalam jarak yang sangat dekat dari Tripoli, sekitar 100 kilometer ke utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com