Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Singapura Diminta Hati-hati Konsumsi Produk Penurun Berat Badan

Kompas.com - 03/06/2019, 12:35 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Otoritas Kesehatan Singapura (HSA) memperingatkan penggunaan produk penurun berat badan, setelah seorang perempuan mengalami gagal jantung yang parah.

Diwartakan Straits Times, Senin (3/6/2019), secara keseluruhan HSA meminta masyarakat waspada tehadap empat produk kesehatan, termasuk tiga produk penurun berat badan.

Peringatan itu disampaikan setelah lima konsumen melaporkan reaksi negatif terhadap produk tersebut, termasuk perempuan yang mengalami gagal jantung.

Baca juga: Ogah Kembalikan Uang Salah Transfer, Sopir Grab Singapura Dibui

Produk-produk itu diuji oleh HSA dan ditemukan adanya kandungan bahan obat keras yang tidak disebutkan.

Tiga produk penurun berat badan tersebut adalah BB Body, Bello Smaze, dan Choco Fit yang mengandung sibutramine, zat terlarang untuk menurunkan berat badan.

"Produk ini diuji oleh HSA, terdapat bahan obat keras yang tidak dilaporkan, termasuk zat yang dilarang untuk menurunkan berat badan dan steroid yang keras," demikian pernyataan HSA.

Melansir dari Channel News Asia, seorang perempuan berusia 50-an tahun membeli BB Body dari penjual online yang berbasis di Malaysia.

Setelah mengonsumsi selama tiga bulan, dia mengalami detak jantung sangat cepat sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran.

Perempuan yang tidak disebutkan namanya itu menderita gagal jantung parah sehingga harus dipasang defibrilator untuk mengatur irama jantungnya. Dia juga membutuhkan obat gagal jantung untuk jangka panjang.

Sementara, seorang perempuan berusia 20-an tahun mengalami insomnia, jantung berdetak lebih cepat, dan keinginan bunuh diri, setelah mengonsumsi Bello Smaze selama empat hari.

Baca juga: Diam-diam Punya Istri Kedua, Pria Singapura Dijebloskan ke Penjara

Secara terpisah, perempuan lain berusia 30-an tahun mengalami jantung berdebar kencang setelah mengonsumsi Choco Fit selama dua hari.

"Sibutramine sebelumnya adalah obat resep, tapi telah dilarang HSA pada 2010 karena peningkatan risiko serangan jantung, stroke, dan efek samping serius lainnya," ucap HSA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com