Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maskapainya Terlilit Utang 1 Miliar Dollar, Pendiri Jet Airways Mundur

Kompas.com - 25/03/2019, 18:58 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

MUMBAI, KOMPAS.com - Pendiri maskapai di India Jet Airways, Naresh Goyal, mengumumkan pengunduran diri sebagai kepala perusahaan.

Diwartakan BBC, Senin (25/3/2019), mundurnya Goyal akan membuka jalan bagi calon investor baru untuk menyelamatkan perusahaan swasta tertua India itu.

Kehadiran investor sempat tertahan oleh keengganan Goyal untuk melepaskan kendali perusahaan.

Baca juga: Terjerat Utang Rp 14 Triliun, Jet Airways Kandangkan 78 Unit Pesawat

Utang Jet Airways dilaporkan mencapai 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,1 triliun.

Maskapai ini telah menangguhkan sejumlah penerbangan karena kesulitan membayar karyawan, pemasok, dan perusahaan leasing.

Dalam beberapa menit dari sejak pengumuman mundurnya Goyal, saham perusahaan melonjak hingga 12 persen.

Sebelumnya, ada 119 pesawat diterbangkan untuk melayani 600 rute domestik dan 380 rute internasional. Kini ada total 78 pesawat yang berhenti beroperasi.

"Enam pesawat tambahan telah dikandangkan karena tidak membayar jumlah yang harus dibayar kepada lessor berdasarkan perjanjian sewa masing-masing," demikian manajemen maskapai pekan lalu.

Laporan AFP menyebutkan, maskapai itu mempekerjakan sekitar 20.000 orang, namun gagal membayar kepada lessor atau perusahaan leasing pesawat dan pemberi pinjaman.

Kini ratusan penumpang telantar, sementara akun media sosial Jet Airways dibanjiri keluhan. Mereka meminta kejelasan soal tiket penerbangan yang baru atau pengembalian uang tiket.

Di sisi lain, perusahaan juga harus menghadapi tekanan dari banyak pilotnya yang menuntut pembayaran gaji.

Baca juga: Unggah Foto Pakai Caption Teroris, Penumpang Jet Airways Ditahan

Sektor penerbangan di India diperkirakan akan menjadi ketiga terbesar di dunia pada 2025.

Namun seperti maskapai lainnya, Jet Airways terdampak oleh fluktuasi harga minyak mentah dan lemahnya nilai tukar rupee, sementara tetap ada saingan ketat dari maskapai lain.

Runtuhnya maskapai itu sekaligus memberikan pukulan terhadap reputasi Perdana Menteri India Narendra Modi menjelang pemilu yang dimulai pada 11 April mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com