Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bangsa Jepang Terobsesi dengan Ketepatan Waktu?

Kompas.com - 17/03/2019, 10:09 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber SCMP

Namun, bagi sebagian orang budaya yang menekankan pada ketepatan waktu ini bisa amat menekan.

"Pacar saya bekerja di pusat informasi JR Railways. Pekan lalu, dia kembali bekerja dari istirahat dan atasannya mengatakan dia 10 detik terlambat," ujar seorang pria yang tidak mau disebutkan namanya.

Pria itu menambahkan, kekasihnya itu bahkan mendapatkan peringatan atas keterlambatan 10 detik itu.

Baca juga: Kereta Berangkat 25 Detik Lebih Awal, Perusahaan KA Jepang Minta Maaf

"Ini terlalu ekstrem," kata dia.

Obsesi Jepang atas ketepatan waktu kerap dianggap mereka yang berkunjung ke Jepang sebagai kebiasaan terbaik negeri itu.

Kenyataannya, keterlambatan datang ke tempat kerja memberikan dampak terhadap perekonomian.

Di Inggris, para pekerja yang datang terlambat merugikan perekonomian hingga 9 miliar poundsterling atau Rp 170,6 triliun setahun. Demikian menurut laporan Heathrow Express 2017.

Lebih dari separuh pekerja yang disurvey laporan ini mengatakan, mereka kerap terlambat bekerja dan menghadiri pertemuan.

Di Amerika Serikat, keterlambatan juga memberikan dampak negatif. Di negara bagian New York, para pekerja yang terlambat mengakibatkan kerugian 700 juta dollar AS atau hampir Rp 10 triliun setahun.

Sementara di California, keterlambatan datang bekerja menimbulkan kerugian hingga 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14 triliun setahun.

Namun, Jepang tak selamanya menjadi tempat yang paling menghargai ketepatan waktu. Hingga akhir 1800-an, Jepang di masa pra-industrial masih bersikap amat santai.

Baca juga: Sensasi Naik Kereta MRT Jakarta, Tepat Waktu dan Tak Ada Suara Bising

Willem Huyssen van Kattendijke, seorang perwira AL Belanda yang datang ke Jepang pada 1850-an, menulis di catatan hariannya bahwa warga Jepang tidak pernah datang tepat waktu.

Saat itu, masih kata Willem, kereta api di Jepang bahkan kerap terlambat 20 menit dari jadwal seharusnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com