BEIJING, KOMPAS.com - Seorang pejabat tinggi militer China memperingatkan bahwa Beijing tidak akan mentolerir tindakan campur tangan dari pihak luar dalam urusan Taiwan.
Kepala Departemen Staf Gabungan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), Jenderal Li Zuocheng, menyampaikan peringatan tersebut saat bertemu dengan Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana John Richardson, di Beijing, Selasa (15/1/2019).
Pertemuan antara pejabat tinggi militer dari kedua negara itu membahas mengenai pandangan tentang Taiwan dan Laut China Selatan, menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Pertahanan China.
Dalam pernyataan itu, Jenderal Li memperingatkan bahwa China tidak akan segan dalam mempertahankan kedaulatannya dengan segala cara.
Baca juga: Perintah Pertama Presiden Xi kepada Militer China di 2019: Bersiaplah untuk Perang
"Masalah Taiwan adalah urusan dalam negeri China yang menyangkut perhatian utama China dan perasaan orang-orang China di Selat Taiwan, dan China tidak akan mengizinkan campur tangan pihak luar," kata Li dikutip dalam pernyataan.
"Jika ada pihak yang ingin memisahkan Taiwan dari China, militer kami akan melindungi persatuan nasional dengan segala cara untuk melindungi kedaulatan dan integritas teritorial China," tambahnya, seperti dilansir SCMP.
Kendati demikian, Li juga mengatakan, kerja sama militer menjadi komponen kunci dalam hubungan China dengan AS dan berharap kedua pihak dapat saling meningkatkan komunikasi.
Beberapa tahun belakangan, hubungan antara AS dengan China mengalami pasang surut, terlebih di bawah Presiden Donald Trump, Washington telah meningkatkan dukungannya terhadap Taiwan, dengan penjualan persenjataan dan meningkatkan kontak antara para pejabat.
Hubungan Beijing dengan Washington turut diperburuk penumpukan militer China di Laut China Selatan, di mana kapal perang kedua negara nyaris bertabrakan pada September lalu.
Sementara itu Richardson, menurut pernyataan yang dirilis China, mengatakan bahwa AS sangat menghargai hubungan yang kontruktif dan berorientasi hasil yang terjalin antara militer kedua negara.
Dia juga dikatakan ingin meningkatkan pertukaran militer tingkat tinggi, memperkuat saling pengertian dan mengurangi risiko kesalahpahaman.
Richardson berada di China dalam kunjungan selama tiga hari, termasuk mengunjungi markas Komando Medan Perang Timur PLA di Nanjing.
Baca juga: Jenderal China Anggap Pendukung Taiwan Merdeka sebagai Penjahat Perang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.