Berita Populer: Pria Terobsesi Emas, Sopir Kembalikan Rp 146 Juta

KOMPAS.com - Sejumlah rangkuman berita populer disajikan untuk menemani persiapan Anda dalam menyambut kegiatan di Rabu ini.

Di antaranya dari Vietnam, seorang pengusaha muda yang begitu terobsesi akan emas menjadi viral karena mengenakan perhiasan berukuran jumbo di tubuhnya.

Pengusaha tersebut mengenakan berbagai perhiasan tersebut karena dia yakin semakin besar dan banyak, maka dia bakal semakin beruntung.

Kemudian kisah kejujuran terjadi di Thailand di mana seorang sopir taksi memutuskan mengembalikan uang tunai Rp 146 juta milik penumpangnya.

Berikut merupakan empat artikel populer yang terjadi sepanjang Selasa (11/12/2018) hingga Rabu pagi (12/12/2018).

1. Terobsesi Emas, Pria Ini Pakai Perhiasan Jumbo Seberat 13 Kg
Seorang pengusaha asal Vietnam menjadi perbincangan di media sosial Asia karena obsesinya terhadap emas.

Pengusaha bernama Tran Ngoc Phuc bahkan memakai perhiasan dari emas dengan total beratnya mencapai 13 kilogram.

Dia menyatakan kebiasaannya mengenakan perhiasan emas berukuran jumbo itu terjadi setelah dia berkonsultasi dengan pakar Feng Shui lima tahun silam.

Apa yang dikatakan oleh ahli Feng Shui tersebut bisa Anda baca lebih lengkap di tautan ini.

2. Sopir Taksi Kembalikan Uang Tunai Rp 146 Juta Milik Penumpangnya
Kisah soal kejujuran selalu menarik untuk dibagikan, kali ini cerita itu datang dari Thailand.

Ceritanya berawal ketika Jerry Hart (47), turis asal Amerika Serikat, menggunakan sebuah taksi untuk menuju ke bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Selasa (11/12/2018) pagi.

Jerry harus mengejar pesawat untuk kembali ke AS. Namun, dia terpaksa membatalkan penerbangannya setelah menyadari tas kecil miliknya hilang.

Jerry pun panik karena di dalam tas itu terdapat uang tunai yang tak sedikit yaitu 10.000 dollar AS atau sekitar Rp 146 juta.

Kisah selanjutnya bisa Anda baca di sini.

3. Jenderal China: Kapal Perang AS yang Langgar Kedaulatan Harus Diserang
Seorang jenderal berpengaruh China mendesak perlunya kekerasan untuk menghadang kapal perang Amerika Serikat ( AS) yang berlayar di Laut China Selatan.