Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Dirusak Serangan Mematikan, Pakistan Tetap Gelar Pemilu

Kompas.com - 25/07/2018, 12:21 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Penduduk Pakistan pada Rabu (25/7/2018) menggunakan hak suaranya dalam pemilihan umum.

Sebelumnya, berbagai kampanye para kandidat telah dirusak oleh serangan mematikan dan kemungkinan campur tangan militer.

Pemilu kali ini akan menjadi transisi kekuasaan demokratis yang langka, mengingat negara tersebut pernah dipimpin militer secara kuat selama hampir setengah masa dari sejak kemerdekaan.

Dua kandidat utama yang bertarung yaitu mantan atlet kriket terkenal Imran Khan dari partai Tehreek-e-Insaf (PTI) , dan Shabaz Sharif dari partai Pakistan Muslim Leageu-Nawaz (PML-N).

Baca juga: Korban Tewas Bom Bunuh Diri ISIS di Pakistan Bertambah Jadi 149 Orang

PML-N merupakan partai milik perdana menteri yang terguling Nawaz Sharif. Shabaz Sharif adalah saudara kandungnya.

Sebanyak 800.000 polisi dan pasukan militer telah diterjunkan ke sekitar 85.000 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri.

Keamanan menjadi perhatian utama dalam pemilu Pakistan hari ini, sebab serangan mematikan dari kelompok ekstremis telah menewaskan lebih dari 180 orang dalam kampanye kandidat di daerah.

Pada Rabu (25/7/2018) pagi, seorang polisi dan tiga orang terluka dalam serangan granat tangan di TPS provinsi Balochistan, wilayah termiskin dan paling bergolak di Pakistan.

Belum ada kelompok yang mengklaim serangan itu, tetapi Balochistan telah menghadapi berbagai serangan dari kelompok ekstremis.

Lokasi peledakan bom selama masa kampanye, termasuk serangan dahsyat yang diklaim oleh kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan menewaskan 153 orang juga terjadi di wilayah tersebut.

Dalam kampanyenya, Khan menjanjikan "Pakistan Baru" dengan memberantas korupsi dan membangun negara "Kesejahteraan Islam".

Baca juga: Mantan Perdana Menteri Pakistan Dijatuhi Hukuman 10 Tahun Penjara

Namun, dia dituduh mendapat dukungan dari keamanan negara yang kuat. Militer Pakistan menyangkal tudingan itu dan mengaku tidak memiliki peran langsung dalam proses pemilu.

Di sisi lain, PML-N menyatakan pihaknya menjadi target dari dugaan serangan militer.

Sementara Nawaz Sharif telah digulingkan dari kekuasaan pada tahun lalu dan dipenjarakan atas tuduhan korupsi beberapa hari sebelum pemungutan suara.

"Prediksi kami sangat suram sekarang," kata Bilal Gilani, direktur eksekutif lembaga survei Gallup Pakistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com