Guatemala Minta Status Perlindungan Migran bagi Warganya di AS

GUATEMALA CITY, KOMPAS.com - Pemerintah Guatemala meminta Amerika Serikat untuk memberikan status perlindungan sementara bagi migran yang berasal dari negaranya.

Pemerintah Guatemala sedang mengendalikan situasi di dalam negeri, setelah bencana erupsi Gunung Fuego yang menghancurkan pada Juni lalu.

Akibat meletusnya Gunung Fuego pada 3 Juni 2018, sebanyak 112 tewas. Namun, masih banyak korban yang belum terhitung.

Baca juga: Dua Pangkalan Militer AS di Texas Siap Tampung Migran

Gunung tersebut mengirim longsoran material vulkanik panas ke wilayah San Miguel Los Letes, di bagian selatan Guatemala.

"Saya menginstruksikan menteri luar negeri untuk meminta segera kepada pemerintah AS, status perlindungan sementara (TPS) bagi migran Guatemala," kicau Presiden Guatemala Jimmy Morales di Twitter.

"Kebijakan imigrasi selalu menjadi prioritas dalam pemerintahan saya," imbuhnya, seperti dilansir dari AFP, Selasa (26/6/2018).

Menteri Luar Negeri Guatemala Sandra Jovel telah menyampaikan surat permohonan kepada Presiden AS Donald Trump untuk dapat membantu migran dari negara yang terletak di Amerika Tengah itu.

"Tujuannya untuk memberi manfaat warga negara yang tinggal di AS dengan mendapat izin kerja sehingga bisa menghindari deportasi," katanya.

Guatemala meminta bantuan TPS, setelah AS mengumumkan akan menghentikan manfaat tersebut bagi warga negara El Salvador dan Honduras, masing-masing mulai 2019 dan 2020.

Dengan adanya TPS, migran mendapat tempat tinggal sementara dan pekerjaan.

Kebijakan AS itu pernah diterapkan bagi warga El Salvador setelah dua gempa bumi menghancurkan sebagian besar negara tersebut pada Januari dan Februari 2001.

Baca juga: Menangi Gugatan, Perempuan Migran Ini Akhirnya Bertemu Kembali dengan Anaknya

Honduras juga mendapat TPS dari AS, setelah negara itu diterjang bencana badai dahsyat.

Dewan Bantuan Migran Nasional Guatemala memperkirakan, ada sekitar 1,5 juta warga Guatemala tinggal di AS.

Dari jumlah tersebut, hanya 300.000 hingga 400.000 penduduk yang memiliki tempat tinggal sah di "Negeri Paman Sam".