Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2018, 17:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PARKLAND, KOMPAS.com — Pasangan yang menampung Nikolas Cruz sama sekali tidak menyangka Cruz bakal menjadi pelaku penembakan massal SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, Rabu (14/2/2018).

Hal itu dikatakan James dan Kimberly Snead dalam wawancara dengan South Florida Sun Sentinel, seperti dikutip AFP Senin (19/2/2018).

Pasangan Snead bercerita, mereka menerima Cruz pada akhir November 2017. Saat itu, ibu kandung remaja 19 tahun tersebut meninggal akibat pneumonia.

"Dia teman putra kami," ujar James. Selama tinggal di sana, pasangan itu menemukan perilaku Cruz sangat aneh baik itu saat makan maupun tidur.

Salah satunya, Cruz pernah memasukkan kue cokelat ke dalam roti lapis yang berisi daging dan keju.

Baca juga: Korban Selamat Penembakan Florida Protes ke Trump soal Aturan Senjata

Selain itu, mereka juga bercerita bahwa Cruz sama sekali tidak membantu ketika mengurus rumah. Namun, dia selalu menuruti setiap peraturan.

"Saya memberitahunya segala peraturan yang ada di rumah ini, dan dia menurutinya hingga detail terkecil," kata James, yang merupakan veteran tentara.

Kimberly juga mengatakan hal yang sama. Apalagi, Cruz dikenal sangat sibuk bekerja di sebuah toko dan belajar.

"Jujur, kami menerima seorang monster di bawah atap rumah kami, dan kami sama sekali tidak mengetahuinya," tutur Kimberly.

James melanjutkan, dia tidak yakin Cruz adalah remaja yang bodoh. "Dia naif, ya. Tapi dia tidak bodoh," ujarnya.

Sebelumnya, Cruz, yang bercita-cita menjadi tentara, menyerang SMA Marjory yang merupakan bekas sekolahnya menggunakan perlengkapan militer.

Selain membawa senapan serbu AR-15, dia juga mengenakan rompi anti-peluru dan mengenakan masker untuk melemparkan granat asap.

Aksinya membuat 17 orang, baik murid maupun guru, tewas. Sementara 15 orang lainnya mengalami luka-luka.

Cruz kabur dengan membaur bersama kerumunan murid yang panik, dan mengunjungi dua tempat sebelum diringkus polisi.

Biro Intelijen Federal AS (FBI) mengungkapkan, sebelum insiden itu terjadi, mereka menerima dua peringatan akan adanya potensi Cruz bakal menyerang.

Yang pertama melalui kolom komentar di YouTube bertanggal 24 September 2017, dan yang kedua pada 5 Januari lalu.

Namun, dua ancaman itu sama sekali tidak digubris, dan membuat Gubernur Florida Rick Scott meminta agar Direktur FBI Christopher Wray mundur.

"Sebuah permintaan maaf tidak akan membawa ke-17 korban tewas kembali ke keluarganya," kecam Scott saat itu.

Baca juga: Penembakan Massal Florida, Direktur FBI Didesak Mundur

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com