Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2018, 12:30 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


TOKYO, KOMPAS.com — Setiap tahun, Kementerian Kesehataan, Buruh, dan Kesejahteraan Jepang menghitung jumlah pernikahan yang dihitung antara Januari dan Oktober.

Dilansir dari Japan Today, Minggu (7/1/2018), penghitungan pada tahun lalu memberikan hasil yang mencengangkan.

Pernikahan pada periode 2017 menurun 13.000 dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 607.000 atau paling sedikit sejak akhir Perang Dunia II.

Kementerian menyatakan, penurunan jumlah pernikahan disebabkan menurunnya jumlah populasi kaum muda dewasa. Untuk meningkatkan jumlah kelahiran yang juga terus turun, perubahan diperlukan untuk memudahkan pasangan menikah.

Baca juga: Tahun Ini, Kelahiran Bayi di Jepang Capai Titik Terendah sejak 1899

Para pengamat kerap kali menyalahkan biaya perawatan anak dan pendidikan di Jepang yang tinggi, serta aturan perusahaan menjadi faktor menurunnya jumlah pernikahan.

Meksi tidak disebutkan kementerian, alasan seperti tinggal bersama bagi pasangan yang belum menikah juga berperan dalam menurunkan angka pernikahan resmi di Jepang.

Sementara itu, jumlah perceraian pada 2017 menunjukkan penurunan 4.800 perceraian dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 212.000 perceraian. Angka ini terendah dalam 20 tahun.

Baca juga: Dalam Lelang di Jepang, Ikan Tuna Seberat 405 Kg Terjual Rp 4,3 Miliar

Sebelumnya, kementerian yang sama juga merilis angka kelahiran bayi periode 2017. Sekitar 941.000 bayi lahir di Jepang tahun lalu. Angka itu merupakan jumlah kelahiran terendah sejak survei dimulai pada 1899.

Jumlah kelahiran bayi tahun lalu lebih rendah 36.000 dibandingkan dengan 2016.

Sebelumnya, angka kelahiran di "Negeri Matahari Terbit" mencapai level tertinggi pada 1949 sebanyak 2,7 juta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com