WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Uji coba misil balistik antarbenua Korea Utara yang terbaru untuk pertama kali, secara teori, bisa mencapai Washington DC.
Perkiraan ini disampaikan direktur program keamanan di Union of Concerned Scientist, David Wright tentang uji coba yang dilakukan pada Rabu (29/11/2017) pagi waktu setempat.
"Dalam uji coba ini daya tempuhnya lebih lama dibanding misil yang sudah dicoba sebelumnya, yang terbang selama 37 menit dan 47 menit," ujar David dalam sebuah blog.
"Misil seperti ini memiliki daya jangkau lebih dari cukup untuk mencapai Washington DC," tambah David.
Baca juga : Antisipasi Misil Korut, AS dan Jepang Uji Coba Rudal Pertahanan Udara
Sejumlah laporan menyebut misil terbaru Korea Utara ini terbang sejauh 997 kilometer dan setinggi lebih dari 4.500 kilometer sebelum jatuh di perairan Jepang.
David menambahkan, misil itu terbang dalam sebuah lintasan standar yang dirancang untuk memaksimalkan daya jangkaunya.
Sehingga misil ini memiliki daya jangkau maksimal sekitar 13.000 kilometer, sementara jarak Korea Utara ke Washington DC hanya 11.000 kilometer.
"Jika ini benar, maka misil itu tak mampu membawa hulu ledak nuklir dalam jarak yang sedemikian jauh karena hulu ledak nuklir berbobot cukup berat," tambah David.
Sebelumnya, Korea Utara kembali meluncurkan misil ICBM-nya setelah dua bulan "absen". Peluncuran ini diduga untuk menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut negeri itu sebagai sponsor terorisme.
Baca juga : DK PBB Keluarkan Kecaman Keras Menyusul 3 Upaya Peluncuran Misil Korut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.