WASHINGTON, KOMPAS.com - Para pesohor dan warga masyarakat dunia ramai membanjiri lini masa akun media sosial mereka untuk menyuarakan perlawanan dalam kasus pelecehan seksual.
Fenomena ini terjadi sebagai bentuk tanggapan warganet untuk melakukan langkah dalam memecah kebiasaan "bisu" dalam kasus-kasus serupa.
Tanggapan global ini dipicu terkuaknya perkara yang melibatkan mafia Hollywood Harvey Weinstein.
Weinstein dituduh melakukan perkosaan dan pelecehan sejak beberapa dekade lalu.
Baca: Penyelenggara Piala Oscar Depak Produser Hollywood Harvey Weinstein
Di Inggris, tanda pagar yang digunakan #MeToo, sementara di Perancis memviralkan tagar #balancetonporc yang berarti ucapan kasar, dan tagar #quellavoltache ('waktu itu') di Italia.
Aktris asal Amerika Serikat Alyssa Milano, pada Minggu waktu setempat, mencetuskan suara hatinya di Twitter.
Dia meminta wanita untuk meresponsnya dengan tagar #MeToo apabila pernah menerima pelecehan seksual.
Ribuan orang membalas kicauan itu dan turut membuat tagar #MeToo, hingga menjadi tren.
Unggahan itu berlanjut hingga pada Senin (13/10/2017), dengan intensitas yang makin menajamkan di media sosial.
Implikasinya juga menyebar ke dunia fesyen, hiburan, politik, dan kehidupan masyarakat.
Monica Lewinsky, seorang pegawai Gedung Putih yang menjadi sorotan ketika dirinya terlibat skandal seks dengan Presiden Bill Clinton pada era 1990-an, juga berkicau tagar #MeToo, tanpa komentar lainnya.
Selebritas ambil suara
Menanggapi panggilan Milano, Lady Gaga dan Sheryl Crow mewakili industri musik juga berkicau untuk mendukungnya.
Crow mengungkap pengalaman atas perlakuan tidak pantas oleh manajernya ketika menjadi penyanyi latar di konser besar pertamanya.