Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor Hu Mengajar Sambil Membawa Ibunya yang Berusia 85 Tahun

Kompas.com - 24/09/2017, 22:41 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang profesor di China, Hu Ming, mengajar di kelas sambil membawa ibunya, penderita Alzheimer berusia 85 tahun. Menariknya, para mahasiswanya justru bangga dan memuji langkah profesornya. Mereka mengunggah foto-foto di kelas ke media sosial.

Ibu dari profesor Hu Ming terkadang terlihat tertidur atau melihat ke depan ke arah putranya, pengajar ekonomi di Universitas Guizhou, begitu laporan Beijing Youth Daily baru-baru ini, seperti dikutip Kompas.com dari BBC Indonesia.

Hu Ming mengatakan sejak kematian ayahnya pada 2010, gejala Alzheimer ibunya kambuh lagi dan ia hanya dapat mengingat dirinya dan tak mengenal putri-putri lainnya.

Baca juga: Ketika Profesor Menguras Tenaga Ikut Lomba Tarik Tambang...

Hu Ming membawa ibunya mengajar sejak empat tahun lalu karena, "Ia tidak dapat melakukan apapun tanpa saya, dan saya lebih tenang mengajar, bila bisa melihat langsung ibu saya."

Bidik layar dari Weibo, banyak orang yang memuji tindakan profesor Hu Ming yang membawa ibunya ke dalam kelas sambil mengajar.  Bahasa sudah diterjemahkan oleh Google Translate ke dalam Bahasa Indonesia. Weibo via BBC Indonesia Bidik layar dari Weibo, banyak orang yang memuji tindakan profesor Hu Ming yang membawa ibunya ke dalam kelas sambil mengajar. Bahasa sudah diterjemahkan oleh Google Translate ke dalam Bahasa Indonesia.
Unggahan tentang Hu Ming yang berusia 58 tahun, pertama muncul pada 2016 namun baru diangkat oleh Beijing Youth Daily Jumat (22/9/2017) lalu, dengan lebih dari 9.000 komentar dan dibagikan lebih 7.000 kali di media sosial China, Sina Weibo.

Pengguna Weibo memuji Hu Ming sebagai anak yang berbakti pada orangtua dan juga guru yang hebat, tak hanya dalam bidang ekonomi namun juga dalam kehidupan.

Bakti kepada orangtua

"Ia adalah model bagi guru lain," kata salah seorang pengguna yang unggahannya disukai 14.000 orang.

Pengguna lain menyebut Hu Ming memberikan "pelajaran terbaik" kepada para mahasiswa.
"(Membawa ibu) tidak memengaruhi kelas atau para mahasiswa. Langkahnya sangat baik dan bertanggung jawab dan juga menunjukkan bakti anak kepada orangtua," kata pengguna Weibo lain.

Hu Ming sendiri mengatakan kepada media China bahwa ibunya "sangat tertib" selama ia mengajar dan para mahasiswanya menyambut ibunya.

Menjawab pertanyaan wartawan apakah ia akan mencari pengasuh untuk ibunya, Hu Min mengatakan "ia yang akan selalu menjaga ibunya."

Pengguna Weibo lain mengatakan, "Saya datang ke kelas dan ada ibu tua di belakang saya. Pada awalnya saya bingung tapi baru tahu bahwa beliau adalah ibu dari dosen dan dia dibawa karena ia tidak bisa meninggalkan ibunya. Tindakan terpuji. Saya sangat tersentuh."

Profesor Hu Ming saat mengajar di depan kelas. Weibo via BBC Indonesia Profesor Hu Ming saat mengajar di depan kelas.
Pihak universitas sendiri tidak mendukung dan juga tidak menentang namun menyatakan dapat mengerti tindakan Hu Ming.

"Sepanjang ini tak mengganggu kuliah, pihak universitas akan membantu Hu. Namun dari sisi mahasiswa, tentu kami tak mendukung karena ini adalah kelas yang memiliki sistem sendiri. Namun dari sudut pandang guru, kami tak keberatan karena Hu tak punya pilihan lain," kata seorang dosen seperti dikutip Beijing Youth Daily.

Kriteria utama pada Dinasti Han: Bakti orangtua

Berdasarkan penelitian di jurnal the Lancet pada 2010, China memiliki angka cukup tinggi untuk orang lanjut usia dengan Alzheimer. New Scientist melaporkan pada "2033, diperkirakan warga kelas pekerja akan jauh berkurang jumlahnya oleh warga lanjut usia."

Menghargai orangtua, orang lanjut usia dan nenek moyang dianggap sebagai kunci utama dalam masyarakat dan budaya China dan sering menjadi bahan perdebatan di media sosial.

Konsep ini bermula pada tahun 400 SM dan merupakan elemen utama Konfusius, seperti yang digambarkan dalam karya awal filsuf terkenal China.

Bakti kepada orangtua merupakan kriteria utama pemilihan pegawai negeri pada zaman Dinasti Han dari tahun 206 SM sampai tahun 220.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com