Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Seabad Terakhir, Rokok Membunuh 200 Juta Warga China

Kompas.com - 15/04/2017, 18:07 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Penyakit yang terkait kebisaan mengisap rokok menewaskan lebih dari 200 juta orang di China dalam 100 tahun terakhir.

Demikian disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Pembangunan PBB (UNDP).

Dalam laporan yang diumumkan pada Jumat (14/4/2017) itu, kedua badan PBB tersebut mengatakan, sebagian besar kematian tersebut terjadi di kalangan warga miskin.

Para pejabat WHO dan UNDP memperingatkan, biaya yang dikeluarkan pemerintah China untuk mengatasi dampak rokok, yang mencapai hampir 60 miliar dolar AS atau sekitar Rp 796 triliun pada 2014.

Ongkos tersebut naik sepuluh kali lipat dibanding tahun 2000.

"Jika pemerintah tak segera mengambil tindakan untuk mengurangi tingkat kematian, dampaknya akan sangat besar, tak hanya terhadap kesehatan masyarakat tapi juga perekonomian Cina secara keseluruhan," kata wakil WHO untuk China, Bernhard Schwartlander.

Diperkirakan 28 persen orang dewasa dan 50 persen kaum laki-laki di China adalah perokok, demikian laporan WHO dan UNDP.

PBB mendesak pemerintah China segera mengambil langkah-langkah darurat seperti membuat kawasan bebas dari rokok dan menaikkan harga rokok sehingga tidak terjangkau sebagian besar orang.

Hampir semua tempat-tempat umum di Beijing dan Shanghai dinyatakan bebas dari asap rokok. Namun WHO dan UNDP ingin kawasan bebas dari rokok seperti ini diterapkan di kota-kota lain.

Menurut kantor berita AFP, menerapkan kebijakan antirokok di China tidak mudah karena badan usaha milik negara yang bergerak di bidang ini, China National Tobacco Corp, berbagi kantor dan pejabat dengan regulator tembakau.

China adalah konsumen dan produsen tembakau terbesar di dunia dan industri ini menyumbang pendapatan negara secara signifikan.

Pada 2015, keuntungan industri rokok mencapai 160 miliar dolar AS, naik 20 persen dari tahun sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com