PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara mengecam sekutu utamanya China setelah menghentikan impor batubara sebagai sanksi atas uji coba misil balistik negeri itu,
Pekan lalu, China mengumumkan penghentian impor batubara dari Korea Utara untuk tahun ini. Padahal, batu bara adalah penghasil devisa pertama bagi negeri itu.
Penghentian impor itu diputuskan beberapa hari setelah uji coba misil balistik yang disaksikan langsung Kim Jong Un, yang dianggap sebagai unjuk kekuatan pertama Korea Utara terhadap Presiden AS Donald Trump.
Kecaman terhadap China ini dimuat dalam sebuah esai yang ditulis "Jong Phil" yang kemudian dimuat kantor berita Korea Utara KCNA.
Esai itu memang tak spesifik menyebut China, tetapi menggunakan istilah "negara tetangga".
"Negara ini, menganggap dirinya sebagai kekuatan besar, kini tengah mengikuti irama AS," demikian esai tersebut.
"Negeri ini tanpa ragu mengambil langkah tak manusiawi seperti memblokir perdagangan yang terkait dengan peningkatan standar hidup masyarakat," lanjut esai itu.
Negara-negara sahabat, lanjut tulisan tersebut, mengecam langkah itu tetapi kekuatan jahat mendukung langkah ini.
Format tulisan seperti ini tak lazim dimuat KCNA, yang biasanya lebih memercayai penulisnya sendiri. Tulisan semacam ini biasanya dimuat harian milik pemerintah Rodong Shinmun.
Sementara itu, China mengatakan, hubungannya dengan Korea Utara masih sangat baik dan bersahabat tetapi mengukuhkan sikap menentang ambisi nuklir tetangganya itu.
"Posisi China soal isu nilir sudah jelas dan konsisten. Korea Utara sudah memahami hal itu," ujar juru bicara Kemenlu China Geng Shuang.