Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Perintahkan Militer untuk Hancurkan Kapal Penculik

Kompas.com - 16/01/2017, 09:00 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Minggu (15/1/2017), mengatakan, dia memiliki cara untuk menghentikan penculikan di lautan.

Dia akan memerintahkan angkatan laut untuk menenggelamkan kapal para penculik yang kabur meski terdapat sandera di dalam kapal itu.

Duterte mengatakan, dalam operasi semacam itu korban jiwa rakyat sipil sebagai "korban sampingan".

Sebelumnya, Duterte pernah menyampaikan kepada pemimpin Indonesia dan Malaysia bahwa AL Filipina bisa mengatasi maraknya penculikan para pelaut di perairannya.

Di hadapan para personel angkatan laut, Duterte memerintahkan, jika para penculik mencoba kabur maka para prajurit diperintahkan untuk menenggelamkan mereka.

"Jika para penculik mencoba melarikan diri, bom saja mereka. Mereka katakan sandera? Maaf, hanya korban sampingan saja," ujar Duterte di Davao.

Duterte yakin dengan pendekatan yang keras itu barulah pemerintah bisa mengimbangi kelompok-kelompok militan pencari uang tebusan itu.

"Kalian tak bisa mencari keuntungan dengan jalan yang salah. Saya akan hancurkan kalian," tambah Duterte.

Lalu apa saran Duterte bagi para pelaut yang berpotensi menjadi korban penculikan?

"Jangan biarkan diri Anda diculik," ujarnya enteng.

Pernyataan keras Duterte ini bisa jadi menunjukkan rasa frutrasi Filipina, yang bersama Indonesia dan Malaysia, berusaha menangkal penculikan yang sering dilakukan kelompok Abu Sayyaf dan para sekutunya.

Pada Sabtu (14/2/2017), Abu Sayyaf membebaskan kapten kapal kargo asal Korea Selatan dan seorang anak buahnya yang berasal dari Filipina setelah disandera selama tiga bulan.

Abu Sayyaf menyerahkan kapten Park Chul-song dan Glenn Alindajao kepada Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang kemudian mengantar kedua orang itu ke pemerintah Filipina di provinsi Sulu.

Pemerintah Filipina menegaskan tidak tahu menahu soal uang tebusan untuk kedua pelaut itu.

Saat ini, sebanyak 27 orang sandera yang sebagian besar warga asing masih berada di tangan Abu Sayyaf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com