Presiden Erdogan Setuju Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan Israel

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyetujui kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel, Rabu (31/8/2016).

Kantor berita Anadolu mengabarkan, Erdogan mengirimkan kesepakatan itu ke kantor perdana menteri 12 hari setelah rencana normalisasi ini disetujui parlemen Turki.

Kesepakatan serupa sudah diteken di Israel pada akhir Juni lalu, tetapi Ankara baru memasukkan kesepakatan dengan Israel itu ke parlemen pada 17 Agustus lalu.

Keterlambatan itu, lanjut Anadolu, adalah akibat dampak dari kudeta militer yang gagal pada 15 Juli lalu.

Sementara itu, kuasa usaha Israel di Ankara, Amira Oron mengatakan, pada 29 Agustus lalu kedua negara sudah sepakat akan kembali saling menugaskan duta besar.

Pada 27 Juni lalu, Turki dan Israel menekan kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomati kedua negara yang mencapai titik terendahnya sejak 2010.

Buruknya hubungan kedua negara diawali serbuan pasukan khusus Israel ke kapal Mavi Marmara yang hendak mengirim bantuan ke Jalur Gaza, akibatnya 10 aktivis Turki tewas.

Untuk memulihkan hubungan ini, Turki memberikan sejumlah syarat yaitu permintaan maaf kepada keluarga korban dan kompensasi sebesar 20 juta dolar AS serta mencabut  blokade laut atas Gaza.

Dua syarat pertama sudah dipenuhi Israel yang akan membayarkan uang kompensasi itu 25 hari kerja setelah kesepakatan pemulihan hubungan resmi berlaku.

Hal lain yang disepakati kedua negara adalah tidak memperkarakan secara hukum satupun warga negara Israel yang terlibat dalam penyerbuan Mavi Marmara.