Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulama Syiah Penentang Homoseksualitas Terancam Dicekal di Australia

Kompas.com - 15/06/2016, 09:02 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com – Seorang ulama dari Inggris, Farrokh Sekaleshfar, bakal menghadapi masalah hukum keimigrasian Australia.

Hal itu karena Sekaleshfar pernah berkhotbah di Orlando, AS, bahwa “kematian adalah kalimat” yang tepat untuk homoseksualitas, seperti dilaporkan The  Independent, Selasa (14/6/2016).

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull telah mengumumkan dilakukannya kajian visa mendesak terhadap Sekakeshfar yang berkunjung ke Sydney.

Sarjana Mulsim Syiah dari Inggris itu pernah berkhotbah tentang tema homoseksualitas di Orlando pada Maret 2016.

Namun, belum ada bukti ulamat ini telah menginspirasi Omar Mateen (29), pembunuh 49 orang di klub malam gay di Pulse,  Orlando, Minggu (12/6/2016).

Sejauh ini tidak ada bukti bahwa khotbah dan kuliah ulama Syiah tersebut telah menginspirasi Mateen. Juga tidak ada bukti Mateen menghadiri kuliah dan khotbah Sekaleshfar.

Bahkan, Sekaleshfar mengutuk penembakan Orlando sebagai “tindakan teror barbar yang sama sekali tidak dibenarkan.”

Sekaleshfar juga pernah mengatakan dalam sebuah ceramah di Michigan pada 2013 bahwa dalam masyarakat Islam, hukuman mati harus dilakukan untuk kaum homoseksual.

“Kita harus memiliki rasa belas kasihan kepada sesama, termasuk kaum homoseksual. Saatnya kini kita menyingkirkan rasa kasihan itu karena mereka mencemari masyarakat,” katanya ketika itu.

Australia kembali menyelidiki kemungkinan kalau Sekaleshfar memberikan kuliah dan khotbah untuk menebarkan kebencian.

Sebab, saat ini ulama Syiah itu memberikan serangkaian kuliah di sebuah pusat studi Islam di Sydney. Ia berbicara tentang tema spiritualitas sepanjang bulan Ramadhan ini.

Turnbull mengatakan, Australia "tidak mentolerir sama sekali orang-orang datang ke Australia untuk menebarkan kebencian".

Menurut Turbull, Menteri Imigrasi Peter Dutton telah meminta departemennya untuk melakukan kajian ulang atas visa sang ulama meski ia memiliki visa yang sah, seperti dilaporkan Ausralia Plus.

"Ini masalah hukum dan harus ditangani dengan cara yang tepat. Namun, visanya sedang dikaji ulang berdasarkan arahan dari Menteri Imigrasi bahkan saat saya menyampaikan hal ini,” kata Turnbull.

Sementara Sekaleshfar mengatakan, komentarnya disampaikan dalam suasana akademik. Dia menyesal mereka memfilmkan dan mempublikasikan pidatonya tersebut secara online.

Pemimpin oposisi Bill Shorten mengatakan, Sheik tidak diterima di Australia jika ia memiliki pandangan miring seperti itu.

“Jika ini adalah rekan yang dua atau tiga tahun lalu memberikan pidato yang membahas tentang homofobia [dan] membunuh orang-orang gay, saya tidak tahu bagaimana bisa orang seperti ini mendapatkan visa,” kata Shorten.

"Mari bersikap tegas, Kita sudah memiliki tes karakter dalam mekanisme visa kita,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com