Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perundingan Damai Suriah Berjalan Lambat

Kompas.com - 08/04/2016, 17:12 WIB

GENEVA, KOMPAS.com – Negosiasi bagi perdamaian Suriah berjalan seret. Untusan Khusus PBB, Staffan de Mistura, Kamis (7/4/2016), harus mengulurkan waktu dua hari lagi untuk memulai perundingan babak baru bagi perdamaian Suriah.

Mistura menunda dua hari agar ada ruang waktu baginya pergi ke Damaskus, Suriah, dan Teheran, Iran. Ia ingin menjajaki posisi dua negara itu terkait transisi politik di Suriah.

Oposisi Suriah dalam berbagai kesempatan sebelumnya telah menyatakan sikapnya, bahwa mereka mendukung transisi politik bagi penyelesaian konflik Suriah. Namun, oposisi tidak ingin melibatkan Presiden Bashar al-Assad dalam proses itu.

Sikap oposisi itu mendapat dukungan dari Barat, termasuk AS yang telah memimpin serangan udara di Suriah sejak 22 September 2014. Washington tetap mengatakan, transisi politik di Suriah harus tanpa Assad.

Mistura dalam konferensi pers, Kamis, mengatakan, ia ingin memverifikasi posisi pihak internasional dan regional untuk memastikan ada massa kritis tentang "apa yang bisa dijadikan kerangka transisi politik".

"Perundingan putaran berikutnya harus cukup konkret ke arah proses politik menuju awal dari sebuah transisi politik," katanya

Perundingan putaran pertama berakhir pada 24 Maret dengan Mistura menentukan bahwa pemerintah Suriah akan begerak keluar mendiskusikan prinsip-prinsip dan prosedur perundingan berikutnya.

Semul dijadwalkan, perundingan berikutnya jatuh pada 9 April, namun ditunda lagi ke 11 April. Waktu surut dua hari untuk memungkinan Mistura pergi ke Teheran dan Damaskus.

Mistura mengatakan dia sudah mendengar beberapa gagasan menarik dari Rusia dan akan berkonsultasi dengan para pejabat Turki, Arab Saudi, Jordania, dan Lebanon sebelum melanjutkan perundingan pada 13 April.

Suriah akan menggelar pemilihan parlemen pada 13 April. Hal itu berarti, delegasi Damaskus takkan datang pada 14-15 April. Hal itu berarti juga menjadi soal bagi Mistura. Namun, ia bisa mengintensifkan perundingan dengan kubu oposisi lebih awal.

Perundingan damai itu nantinya akan berjalan bersamaan dengan jedah perang yang telah berjalan lebih dari sebulan.

Jedah itu berlaku hanya untuk pasukan Damaskus dan oposisi moderat Suriah, tidak melibatkan kelompok garis keras seperti ISIS dan Front al-Nusra.

Menurut PBB, perang saudara di Suriah lebih dari lima tahun ini telah menewaskan lebih dari 270.000 orang.

Juga menyebabkan 11 juta orang mengungsi, yakni empat juga mengungsi ke negara tetangga, dan sisanya mengungsi di negerinya sendiri.

Ada juga tekanan untuk memacu suplai bantuan kemanusiaan, seperti makanan dan obat-obatan, ke daerah terkepung perang. Bantuan telah berjalan seret dalam sepekan terakhir.

Jan Egeland, penasehat Mistura atas isu-isu kemanusiaan, mengatakan dia "kecewa dan berkecil hati" atas lambatnya bantuan kemanusiaan ini. Ia meminta pemerintah Suriah menepati janjinya untuk mengizinkan bantuan masuk.

April seharusnya menjadi bulan terbaik bagi kami. Namun, sejauhnya ternyata tidak seperti itu," kata Egeland. "Kami memiliki lima rombongan siap bergerak dalam empat hari ini.

Namun, semuanya tidak bisa pergi. Sebanyal 287.000 orang karena tidak mendapatkan bantuan, di daerah yang sulit dijangkau atau di daerah terkepung."

Menurut Egeland, ada harapan evakuasi pada minggu berikutnya hingga 500 orang.  Banyak warga terluka dan sakit. Mereka ada di empat kota, yakni Madaya, Zabadani, Foua, dan Kufreya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com