Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Kembar 14 Tahun Pimpin Geng Antisosial di Inggris

Kompas.com - 11/03/2016, 08:50 WIB
KOMPAS.com — Dua gadis kembar berusia 14 tahun di Preston, Inggris, dihadirkan di pengadilan karena memimpin geng antisosial di masyarakat. Mereka selalu meneror dengan berbagai cara selama 6 tahun sehingga amat meresahkan warga kota.

Ellie dan Morgan Cairns adalah nama dua gadis kembar itu. Mereka sering meneror warga, entah menarget individu maupun kelompok, dengan melemparkan buah dan sayuran ke mobil korban, naik gedung dan membakar, berteriak dan meludahi orang lain.

Mereka pun diproses hukum. Menurut The Telegraph, Jumat (11/3/2016), keduanya muncul di Youth Court Preston, Lancashire, dengan memakaikan baju olahraga. Mata Ellie lebam dan wajah Morgan tergore, tampaknya mereka baru saja berkelahi.

Hakim Jane Goodwin mengetahui bahwa dua gadis kembar itu telah berurusan dengan polisi sejak mereka masih berusia 8 tahun. Itu berarti, geng mereka telah membuat kekacauan sosial di Callon dan Ribbleton, dua wilayah di Preston, selama 6 tahun.

Menurut hakim, geng yang dipimpin keduanya sering melemparkan buah dan sayuran ke mobil. Mereka juga memasuki bangunan dan mulai membakar. Geng kembar Cairns telah dikenal luas. “Mereka menimbulkan keresahan dan teror antisosial pada masyarakat,” katanya.

Keduanya masing-masing dibina menurut Injuksi Perilaku Antisosial (ASBI). Injuksi atau perintah adalah sebuah aturan sipil yang dirancang untuk mengatasi perilaku antisosial pada masyarakat. Orang yang melanggar perintah tesebut dapat diajukan telah menghina pengadilan.

Hakim mengatakan, "Saya meyakini dua orang muda ini telah merugikan masyarakat selama enam tahun terakhir. Aturan akan lebih efektif lagi jika informasinya disebarluaskan di dalam masyarakat."

Petugas komunitas Preston, Zaid Hadi, mengatakan, dua gadis kembar itu muncul menjadi pemimpin geng atas dukungan ibu mereka.

Hakim menerima berkas daftar sejumlah insiden antisosial yang melibatkan keduanya. Bahkan dua gadis itu pernah mengancam korban dengan pisau dan melakukan pencurian di sebuah acara komunitas setempat.

Bernada rasial

Seorang korban, ibu dengan tiga anak, yang pernah diludahi dan diteriki dengan nada-nada rasial mengatakan, "Geng mereka mencuri bel dan mematikan meteran gas di rumah saya.”

"Mereka merusak properti saya, mencoret mobil saya, dan melemparkan makanan ke arah saya di jalan, entah itu keripik atau apa pun yang mereka makan," kata seorang korban.

"Saya menjadi khawatir dan cemas kalau membiarkan tiga anak saya bermain keluar. Mereka membuat komentar rasial untuk keponakan saya. Kami hanya ingin hidup damai."

Nitin Borde, penuntut, mengatakan, pasangan ini akan dilarang menghasut atau berperilaku antisosial di bagian-bagian tertentu di Preston. Mereka dilarang memiliki korek api, bertanding, membawa spidol atau cat ke tempat umum kecuali untuk kepentingan sekolah.

Mereka juga dilarang berada di luar ruangan antara pukul 20.00 hingga pukul 07.00 kecuali dengan ditemani anggota keluarga. Pada jam tersebut mereka dilarang berada di daerah-daerah tertentu, dan hanya menggunakan halte bus tertentu.

Polisi Preston, Inspektur Paul McLernon, mengatakan, "Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang terlibat yang telah membantu dalam mendapat perintah ini, saya senang bahwa perintah telah diberikan.”

Hadi mengatakan, "Perilaku kedua gadis ini telah menyebabkan penderitaan yang signifikan bagi warga. Kami berharap perintah akan mencegah insiden kejahatan dan perilaku anti-sosial lebih lanjut.”

"Saya akan mendorong masyarakat untuk menelepon 101 dan melaporkan pelanggaran apa pun kepada kami," tambah hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com