Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Separuh Orang Yahudi Israel Ingin Orang Arab Diusir

Kompas.com - 09/03/2016, 07:00 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com –  Hampir separuh orang Yahudi di Israel menghendaki orang-orang Arab diusir dari negeri mereka. Namun, separuh lainnya percaya mereka bisa hidup berdampingan dengan damai.

Isu di atas merujuk hasil survei yang dirilis pada Selasa (8/3) oleh Pew Research Center yang berpusat di Washington DC, AS, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters. Survei  dilakukan antara Oktober 2014 hingga Mei 2015.

Lembaga kajian non-patisan itu juga menemukan, banyak warga Israel, baik  Yahudi maupun Arab, mulai kehilangan harapan dengan solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina.

Hampir setengah, tepatnya 48 persen, warga Yahudi di Israel mengatakan, mereka setuju atau sangat setuju dengan pernyataan bahwa orang-orang Arab sebaiknya diusir atau dikeluarkan dari Israel. Dari 8,4 juta populasi Israel, sekitar 19 persen di antaranya adalah warga Arab.

Sekitar 8 dari 10 orang Arab mengeluhkan diskriminasi berat terhadap perlakukan masyarakat Israel terhadap Muslim, agama minoritas di negara Yahudi itu.

Para pemimpin Israel telah lama mengecam prasangka anti-Arab. Banyak etnis Arab ini bekerja di kantor-kantor parlemen, pengdilan, termasuk Mahkamah Agung.

Isu disparitas antara Yahudi dan Arab di Israel muncul saat menjelang pemilu Israel tahun lalu. Ketika perdana menteri sayap kanan, Benjamin Netanyahu – dalam upaya untuk memacu pendukungnya untuk memilih – berkata orang-orang Arab sedang berduyun-duyun ke tempat pemungutan suara.

Menurut hasil survei,  sekitar 40 persen Yahudi Israel mengatakan, jalan untuk hidup berdampingan dengan negara Palestina nantinya bisa diwujudkan. Sementara dengan prosentase yang sama juga mengatakan, hal itu mustahil terjadi. 

Pandangan di kalangan Arab Israel yang mengatakan “hidup berdampingan” itu mungkin pun telah bergeser tajam.  Jika pada tahun 2013 ada 74 persen yang menyatakan bahwa Yahudi dan Arab bisa berdampingan, maka pada 2015 hanya 50 persen yang menyatakan “mungkin”.

Perundingan damai Israeli-Palestina gagal pada tahun 2014. Peristiwa itu terjadi menjelang perang Gaza-Israel selama tujuh pekan yang berakhir pada akhir Agustus tahun lalu.

Untuk mendukung survei, peneliti melakukan wawancara langsung dengan 5.601 responden, yakni terdiri dari 3.789 Yahudi, 871 Muslim,  468 Kristen, dan 439 Druze di Israel. Wawancara tatap muka itu dilakukan sejak Oktober  2014 hingga Mei 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com