Game tersebut tidak pantas dimainkan karena didasarkan pada peristiwa pembantaian oleh Taliban terhadap 150 orang di sekolah yang korbannya sebagian besar siswa dan guru.
Video game berjudul "Pakistan Army Retribution" itu dirilis oleh Dewan Teknologi Informasi Punjab ke Google Play dan mengundang para pemain untuk memainkan tentara Pakistan yang menembaki para ekstremis di lorong sekolah.
Video itu terinsiprasi oleh serangan mematikan yang dilakukan Taliban terhadap sebuah sekolah di kota Peshawar pada 16 Desember 2014 silam.
Dalam serangan itu, sembilan anggota Taliban menembaki guru dan siswa serta menduduki sekolah itu selama berjam-jam.
Peristiwa itu merenggut 150 orang yang sebagian besar siswa dan guru.
Sembilan anggota Taliban juga tewas setelah diserbu oleh tentara Pakistan.
Video itu mengajak pemainnya untuk berperan sebagai tentara Pakistan dan membunuh para anggota Taliban.
Kendati demikian, video game itu memicu kegaduhan di media sosial Pakistan. Sebab, game itu dianggap mengeksploitasi sebuah tragedi.
"Aneh dan tidak menyenangkan," tulis Shaheryar Mirza.
"Memainkan game APS di Android, membunuh orang-orang jahat, empati dan kebaikan menghilang," kata Fazi Zaka, mengacu pada Sekolah Negeri Tentara yang menjadi target serangan teroris tersebut.
Sementara itu, Dewan Teknologi Informasi Punjab, sebuah badan pemerintah yang mendukung inovasi digital di Provinsi Pakistan tengah, melalui akun Twitter, mengakui kesalahannya.
"Game APS sudah dihapus. Game itu memang jelek," tulis kepala Dewan IT Punjab, Dr Umar Saif.
"Terima kasih telah memperhatikan kesalahan ini..."
Pada Senin ini, game tersebut sudah tidak tersedia lagi di Google Play.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.