Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diktator Zimbabwe Masuk Nominasi Peraih Hadiah Perdamaian Konfusius

Kompas.com - 22/10/2015, 16:02 WIB
BEIJING, KOMPAS.com — Presiden Zimbabwe Robert Mugabe masuk nominasi peraih Hadiah Perdamaian Konfusius. Mugabe dikenal sebagai diktator, otokrat, tiran, bahkan kemungkinan pembunuh massal.

Pada acara penyerahan penghargaan yang digelar di sebuah hotel di Beijing bulan lalu, anggota komite Hadiah Perdamaian Konfusius memuji diktator Zimbabwe itu karena "bekerja tanpa lelah untuk membangun stabilitas ekonomi dan politik di negaranya, membawa perdamaian untuk rakyat Zimbabwe, mendukung penuh pan-Afrikanisme dan kemerdekaan Afrika, serta memberikan kontribusi tak tertandingi untuk kebangkitan peradaban Afrika".

"Sejak ia menjadi direktur Uni Afrika pada Februari 2015, Mugabe yang berusia 91 tahun telah beperjalanan mengelilingi dunia, secara aktif mendukung perdamaian di Benua Afrika, mengembuskan kehidupan baru bagi cita-cita perdamaian dan umat manusia pada abad 21 ini," kata anggota komite dalam pernyataan resminya.

Selain Mugabe, calon pemenang Hadiah Perdamaian Konfusius di antaranya Asosiasi Taoist, Sekjen PBB Ban Ki-moon, mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda, tokoh Kazakhstan Nursultan Nazarbayev, dan pendiri Microsoft Bill Gates.

Namun, acara pengumuman peraih Hadiah Perdamaian Konfusius itu tak dihadiri Mugabe. Saat itu Mugabe berada di Markas Besar PBB di New York untuk mengingatkan pemimpin dunia yang lain bahwa "kita bukan gay". Mugabe menggambarkan bahwa homoseksual lebih jelek daripada "babi, kambing, dan burung".

Mugabe memiliki catatan yang kelam dalam masalah hak asasi manusia. Dia dianggap sebagai dalang pembantaian Gukurhundi dengan korban tewas 20.000 warga Ndebele di Matabeleland. Pembantaian tersebut menjadi era tergelap dalam sejarah pasca-kemerdekaan Zimbabwe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com