Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah yang Wajahnya Rusak akibat Perang di Suriah Kini Menetap di Australia

Kompas.com - 17/09/2015, 14:56 WIB
KOMPAS.com — Khaled Al Shebli, bocah yang wajahnya rusak akibat perang di Aleppo, Suriah, kini menetap di Wollongong, kota pantai di New South Wales, Australia. Ia telah menjalani satu dari rencana lima kali operasi untuk memulihkan wajahnya.

Aicha Al Shebli, ibu dari Khaled, menceritakan kepada ABC betapa kehidupan mereka di Aleppo sudah sangat tenang dan bahagia. Fasilitas pendidikan, kesehatan, dan keamanan semua terjamin.

Namun, suatu pagi di bulan April 2013, kehidupan keluarga Al Shebli berubah drastis dalam sekejap mata.

"Saya kira roket yang menghantam rumah kami hari itu mengandung bahan kimia, yang membakar wajah anak saya," kata Aicha.

"Saat itu, saya di rumah sedang membuat bahan untuk roti. Masih pagi dan anak-anak saya yang lain sedang di luar bermain," ujarnya.

Khaled sendiri berada di kamarnya karena sedang sakit.

Aicha mengatakan, ia sampai kini tidak tahu siapa yang menembak roket ke rumahnya, apakah pasukan pemerintah atau pasukan pemberontak.

Setelah serangan itu, keluarga Al Shebli melarikan diri ke kamp pengungsi di Lebanon utara. Mereka tinggal di sana selama sembilan bulan.

Saat berada di kamp itulah mereka bertemu dengan seorang pekerja sosial asal Australia, yang kemudian meminta bantuan Dubes Australia untuk membantu operasi bagi Khaled di Beirut.

Pada Desember 2014, keluarga Al Shebli mendapatkan status pengungsi di Australia dan pindah ke Kota Wollongong, di selatan Sydney.

Beberapa pekan lalu, Khaled, yang kini berusia tujuh tahun, telah menjalani operasi pertama dari lima operasi yang direncanakan untuk memulihkan kondisi wajahnya.

Bagian hidungnya telah direkonstruksi dalam operasi pertama tersebut sehingga kini ia bisa bernapas secara lebih mudah. Pekan ini Khaled juga sudah mulai kembali ke sekolah.

Ayah Khaled, Yunis Al Shebli, merasa berterima kasih, baik kepada Lebanon yang memberi mereka tempat mengungsi maupun Australia yang memungkinkan mereka memulai kembali kehidupan mereka.

"Kehidupan di sini sangat baik sepanjang kita mengikuti aturan yang berlaku. Tidak ada yang mengganggu kita. Sekolah dan layanan kesehatan semua tersedia," tutur Yunis.

Ia mengaku ragu apakah suatu saat bisa kembali lagi ke Suriah. "Suriah sudah hancur sama sekali," katanya.

Yunis Al Shebli sangat menyayangkan kota tempat kelahirannya Aleppo kini telah hancur lebur.

Saat ditanya reaksinya mengenai langkah Australia yang kini memulai operasi pengeboman sasaran ISIS di wilayah Suriah, Yunis Al Shebli mengatakan, mereka hanya orang biasa dan tidak tahu-menahu soal politik.

"Pemerintah lebih tahu apa yang mereka lakukan. Mereka akan mengebom ISIS. Silakan saja. Mereka itulah penyebab semua masalah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com