Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parlemen Afganistan Tolak Calon Hakim Agung Perempuan

Kompas.com - 08/07/2015, 17:35 WIB
KABUL, KOMPAS.com - Para anggota parlemen Afganistan, Rabu (8/7/2015), menolak seorang perempuan yang dicalon sebagai salah satu hakim agung negeri itu. Keputusan ini dilihat sebagai sebuah kemunduran dalam upaya pemerintah Afganistan mempromosikan perempuan untuk mendapatkan jabatan tinggi.

Presiden Afganistan, Ashraf Ghani menominasikan Anisa Rasouli, ketua Asosiasi Hakim Perempuan Afganistan sekaligus hakim pengadilan anak-anak, sebagai satu dari sembilan hakim agung.

Langkah Presiden Ghani itu memicu kemarahan di kalangan kelompok Islam konservatif. Rasouli adalah perempuan pertama yang dicalonkan sebagai hakim agung Afganistan.

"Sayangnya, Anisa Rasouli tak mendapatkan cukup dukungan (parlemen) untuk menjadi salah satu hakim agung. Kami meminta presiden untuk mengajukan kandidat lain," kata Abdul Zahir Qadeer, wakil ketua parlemen Afganistan.

Agar sah menjadi salah satu hakim agung Afganistan, Rasouli setidaknya harus mendapatkan 97 suara dari 193 anggota parlemen. Sayangnya, Rasouli hanya mendapatkan 88 suara dan anggota parlemen lebih memilih calon lain yang adalah seorang pria.

"Apa yang terjadi hari ini adalah sebuah bencana. Kami harap presiden mengajukan nama seorang perempuan lagi untuk membayar kegagalannya," kata seorang anggota parlemen Shukhira Barakzai.

Pencalonan Rasouli menjadi anggota Mahkamah Agung Afganistan adalah bagian dari upaya pemerintahan bersatu yang dipimpin Ghani untuk memberikan posisi tinggi untuk para perempuan.

Berdasarkan konstitusi Afganistan, seorang anggota Mahkamah Agung memiliki masa jabatan selama 10 tahun. Pada April lalu, anggota parlemen Afganistan menyetujui susunan kabinet Presiden Ghani meski terdapat empat orang perempuan di dalamnya.

Di masa kekuasaan Taliban pada 1996-2001, banyak pembatasan dilakukan bagi perempuan. Salah satu hal yang dilarang untuk dilakukan perempuan misalnya keluar rumah tanpa pendamping pria dan kerap kehilangan hak paling dasar misalnya hak mendapatkan pendidikan.

Setelah hampir 14 tahun Taliban digulingkan pasukan AS, para perempuan sudah mendapatkan kemajuan signifikan. Beberapa perempuan Afganistan kini bisa menjadi anggota parlemen dan anggota pasukan keamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com