Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Pemerintah, Stasiun Televisi di India Tayangkan Layar Hitam

Kompas.com - 09/03/2015, 11:35 WIB
NEW DELHI, KOMPAS.com - Sebuah stasiun televisi di India melakukan protes terhadap pemerintah yang melarang penayangan sebuah film dokumenter produksi BBC tentang kasus pemerkosaan seorang mahasiswi di dalam sebuah bus pada 2012 di New Delhi.

Dalam dokumenter berjudul India's Daughter itu terdapat wawancara dengan salah seorang terpidana kasus ini, Mukesh Singh. Dia adalah satu dari lima pria yang terbukti memerkosa dan membunuh seorang mahasiswi berusia 23 tahun di New Delhi pada Desember 2012.

Kementerian Informasi dan Penyiaran India juga meminta situs berbagi video YouTube untuk memblokir akses menuju dokumenter tersebut. BBC kemudian menarik dokumenter tersebut dari YouTube namun video tersebut masih dapat diakses.

New Delhi Television (NDTV) yang awalnya berencana akan menayangkan dokumenter tersebut terkena imbasnya. Stasiun televisi itu dilarang menayangkan film itu dengan alasan "isi tayangan yang memicu keluhan",

Sebagai protes terhadap larangan itu, NDTV menayangkan layar hitam selama satu jam yaitu pada pukulm 21.00-22.00 pada Minggu (8/3/2015), tepat pada jam dokumenter itu seharusnya ditayangkan.

"Seorang gadis lebih rawan diperkosa ketimbang seorang anak laki-laki. Seorang gadis baik seharusnya tak berkeliaran pada pukul sembilan malam. Dia seharusnya melakukan pekerjaan rumah bukan berkeliaran di disko atau bar sambil mengenakan pakaian yang salah," ujar Mukesh Singh, dalam dokumenter India's Daughter.

Sutradara dokumenter itu Leslee Udwin mengatakan pemerintah India sudah melakukan "bunuh diri internasional" dengan melarang tayangan India's Daughter.

"Tujuan saya (membuat dokumenter) adalah untuk memberi penghormatan kepada India, sebagai negara  yang melakukan respon terhadap kasus perkosaan ini, sebagai negara tempat warganya bisa melihat perubahan," kata Udwin dalam sebuah diskusi panel.

"Ironisnya adalah mereka (pemerintah India) yang kini menuduh saya ingin mempermalukan India, padahal mereka yang melakukan bunuh diri  dengan melarang film itu," tambah Udwin.

Udwin menambahkan, dirinya terinspirasi membuat dokumeter itu setelah ribuan orang turun ke jalan di seluruh India untuk memprotes aksi brutal tersebut. Pemerintah India kemudian merevisi undang-undang antiperkosaan di India dengan hukuman lebih berat. Namun, kasus perkosaan di India masih dilaporkan terjadi setiap 21 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com