Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Baru, Malaysia Airlines MH370 Terbang ke Kazakhstan atas Perintah Putin

Kompas.com - 05/03/2015, 11:33 WIB
KOMPAS.com — Seorang wartawan sains dan penulis yang meneliti hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 menerbitkan sebuah teori kontroversial bahwa pesawat itu telah dibajak atas instruksi Presiden Rusia Vladimir Putin, dan diterbangkan ke sebuah bandara di Kazakhstan.

Jeff Wise, yang telah menjadi komentator tentang peristiwa itu untuk CNN, merinci bukti untuk mendukung teori itu dalam buku The Plane That Wasn't There. Buku tersebut dirilis bulan lalu dalam bentuk e-book. Dia juga menjelaskan teori itu dalam sebuah tulisan pendek sebanyak 4.000 kata di majalah New York yang telah di-share lebih dari 23.000 kali dan telah dikutip sejumlah media lain, antara lain London Independent, Huffington Post, dan Crikey.

Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang pada 8 Maret 2014. Sejauh ini belum ada temuan mengenai jejak fisik pesawat itu. Para penyidik percaya, pesawat itu melakukan perjalanan ke utara atau ke selatan dalam bentuk busur. Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan 'ping' elektronik antara pesawat itu dan sebuah satelit. Sebuah aspek data yang disebut burst frequency offset (BFO), yang mengukur perubahan-perubahan dalam riak gelombang sinyal, membawa para penyidik menyimpulkan bahwa pesawat itu terbang ke busur selatan.

Namun, Wise berpendapat, data tersebut bisa saja telah diubah oleh para pembajak. Menurut dia, ruang elektronik pesawat Boeing 777 bisa diakses melalui pintu di depan kabin kelas satu. Meskipun data tidak bisa dipermainkan dalam situasi apa pun, hal itu masih mungkin dilakukan dengan model perlengkapan satelit khusus yang terpasang di tubuh MH370 dan rute penerbangannya.

Bagi Wise, kebetulan itu terlalu banyak.

"Setelah saya menyingkirkan data BFO yang merepotkan, semua kebetulan yang tidak dapat dijelaskan, dan data yang tidak serasi, lantas menjadi sirna," tulisnya untuk majalah New York. "Jawabannya menjadi luar biasa sederhana. Pesawat itu pasti terbang ke utara."

Wise juga menyatakan telah menemukan sebuah tempat yang digunakan pesawat itu untuk bisa mendarat, yaitu di sebuah landasan yang disebut Yubileyniy, bagian dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Baikonur disewa Rusia dan tetap menjadi tempat peluncuran yang sibuk, tetapi Wise melaporkan bahwa landasan Yubileyniy sebagian besar telah tidak dipakai selama puluhan tahun dan "dibongkar" beberapa bulan sebelum Maret 2014.

Dia juga berusaha untuk menyelidiki warga Rusia dan dua warga Ukraina yang berada di dalam pesawat itu, tetapi tidak menemukan hal yang memberatkan mereka, selain seorang pengacara Amerika yang sama sekali tidak membantu, yang mewakili keluarga Ukraina itu dalam gugatan mereka terhadap maskapai tersebut.

"Tidak ada bukti bahwa di antara orang-orang itu ada yang pembajak pesawat tersebut," tulis Wise dalam situsnya.

Wise mengakui, teori yang kompleks itu juga tidak memiliki alasan yang jelas. Dia juga tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi setelah pesawat tersebut "mendarat". Wise tidak mampu meyakinkan para anggota lain Independent Group, sekumpulan para insinyur, dan ilmuwan tempat ia bekerja secara online, tentang teorinya itu.

"Sulit untuk muncul dengan motif yang masuk akal bagi suatu tindakan yang tidak memiliki manfaat yang jelas," katanya dalam tulisannya di majalah New York.

Sejumlah orang lain yang telah meneliti hipotesis itu menilai hal tersebut sebagai fantasi. Pakar penerbangan Sylvia Wrigley, yang menulis buku tentang MH370, mengatakan, sebelumnya tidak ada pesawat yang dilacak dengan menggunakan data BFO Inmarsat.

Perempuan itu menulis, "Gagasan, bahwa itu bahkan memungkinkan, merupakan sebuah pencerahan besar, bahkan bagi Inmarsat," tulisnya. Karena itu, menurut dia, pendapat bahwa para pembajak dengan sengaja memalsukan data demi mengarahkan para peneliti ke sebuah pencarian yang sia-sia adalah "gila" dan "tak terbayangkan canggihnya".

Wrigley juga mempertanyakan pernyataan Wise bahwa "terbang di sepanjang perbatasan (antar-negara) merupakan cara yang baik untuk menghindari radar", dan menegaskan bahwa Baikonur merupakan bandar udara sibuk yang "penuh dengan ilmuwan dan orang asing, dan bahkan para karyawan Inmarsat" yang akan mungkin telah memperhatikan sesuatu yang begitu luar biasa.

"Apakah mereka semua terlibat dalam hal ini?" tanya dia.

Di Australia, penulis penerbangan Crikey, Ben Sandilands, menggambarkan Wise sebagai "salah satu suara yang paling berbeda terkait misteri MH370". Sandilands mempertanyakan kemungkinan operasi yang kompleks itu, yang mungkin melibatkan "perencanaan yang luar biasa", tetapi berpendapat bahwa hal itu bisa saja terjadi. Namun, Sandilands mengatakan bahwa penelitian Wise menyoroti betapa pentingnya data Inmarsat bagi pencarian MH370, dan karena itu kesalahan apa pun dalam data itu, entah  sengaja dipalsukan atau sebaliknya, akan memiliki implikasi yang mendalam bagi lokasi pencarian.

Dalam 12 bulan sejak MH370 hilang, banyak teori konspirasi lainnya telah beredar, termasuk bahwa pesawat itu dibawa ke sebuah pulau terpencil, dibajak Taliban, atau ditembak jatuh militer AS.

Wise tetap tidak yakin bahwa reruntuhan pesawat itu berada di dasar Samudra Hindia.

Pada Januari lalu, Pemerintah Malaysia menyatakan, hilangnya MH370 resmi sebagai sebuah kecelakaan. Semua penumpang dan awak diperkirakan tewas. Pernyataan itu memungkinkan keluarga korban menerima pembayaran kompensasi dari maskapai milik Pemerintah Malaysia tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com