Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media China: Abe Harus Disalahkan Atas Pembunuhan Sandera Jepang

Kompas.com - 26/01/2015, 13:29 WIB
BEIJING, KOMPAS.com - Editorial di sebuah media pemerintah China, Senin (26/1/2015), menyantakan bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe harus disalahkan atas kematian seorang sandera asal negeri sakura itu di tangan kelompok Negara Islam atau ISIS.

ISIS, Minggu kemarin, mengatakan, pihaknya telah mengeksekusi Haruna Yukawa, salah satu dari dua sandera asal Jepang yang sedang ditahan kelompok itu. Pemenggalan itu dikencam para pemimpin di seluruh dunia.

Namun harian Global Times dari China, yang berafiliasi dengan People's Daily yang merupakan corong Partai Komunis, menulis dalam sebuah editorial bahwa dukungan pemimpin Jepang itu terhadap AS telah menyeret Tokyo ke dalam konflik, walau "negara-negara Asia Timur tidak menjadi target utama" kaum militan ISIS atau terorisme global. "Pembunuhan sandera Jepang merupakan harga yang harus dibayar Jepang atas dukungannya terhadap Washington," kata surat kabar itu dalam editorialnya, yang berjudul "Strategi Abe Semakin Jelas Setelah Krisis Penyanderaan".

Menurut harian tersebut, Abe bisa berusaha menggunakan krisis penyanderaan tersebut itu untuk mencabut konstitusi pasifis Jepang yang pertama kali diterapkan AS setelah Perang Dunia II.

Beijing dan Tokyo telah berseteru terkait sengketa teritorial di Laut China Timur, dan walau negara ekonomi kedua dan ketiga terbesar di dunia memiliki hubungan bisnis yang dekat, hubungan politik mereka sangat diwarnai oleh sejarah.

Abe menyebut pembunuhan Yukawa "keterlaluan dan tidak dapat dimaafkan" dan menyerukan pembebasan segera bagi tawanan Jepang lainnya, yaitu wartawan lepas Kenji Goto.

ISIS awalnya menuntut Jepang untuk membayat uang tebusan 200 juta dollar AS dalam batas waktu 72 jam sejak Selasa lalu. Namun Abe bersumpah bahwa Tokyo tidak akan pernah tundur pada terorisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com