Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menggelar rapat darurat pada Minggu dini hari waktu setempat untuk membahas perkembangan krisis penyanderaan itu.
"Saya sangat marah dan mengecam eksekusi itu. Sekali lagi saya menuntut agar mereka tidak menyakiti Kenji Goto dan segera membebaskannya," kata Abe.
Video itu tidak diunggah ke salah satu situs resmi ISIS dan di dalam video itu tidak terlihat bendera hitam ISIS. Proses eksekusi Haruna Yukawa juga tak diperlihatkan seperti eksekusi-eksekusi terdahulu.
Sejumlah pendukung ISIS, lewat media sosial, juga mempertanyakan kebenaran video tersebut. Sementara Direktur Lembaga Pemantau HAM Suriah Rami Abdel Rahman mengatakan, negosiasi untuk membebaskan kedua sandera Jepang itu masih berlangsung.
"Kami sudah melihat video yang isinya mengklaim ISIS telah mengeksekusi Haruna Yukawa. Komunitas intelijen masih mencoba melakukan konfirmasi," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Patrick Ventrell.
Jika akhirnya kematian Yukawa terkonfirmasi, maka kejadian ini akan menjadi lembaran hitam bagi Jepang, yang masuk ke dalam krisis sejak ISIS mengumumkan penyanderaan kedua warga Jepang itu dan menuntut tebusan sebesar 200 juta dolar atau sekitar Rp 2,5 triliun.
Sejauh ini belum diperoleh kabar resmi nasib dari jurnalis Kenji Goto dan kontraktor militer Haruna Yukawa sejak batas waktu penyerahan tebusan berakhir pada pukul 12.50 WIB, Jumat (23/1/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.