Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Jepang Diculik ISIS Saat Hendak Selamatkan Teman

Kompas.com - 22/01/2015, 09:29 WIB
TOKYO, KOMPAS.com - Sebuah pertemanan yang tampaknya tidak mungkin menyatukan nasib koresponden perang Kenji Goto dan seorang penyendiri bermasalah Haruna Yukawa. Mereka merupakan dua warga Jepang yang kini disandera kaum militan Negara Islam atau ISIS. Kelompok itu, pekan ini, menuntut uang tebusan sebesar 200 juta dollar AS atau Rp 2,5 triliun kepada pemerintah Jepang sebagai syarat bagi pembebasan kedua orang itu.

Yukawa ditangkap Agustus lalu di luar Aleppo. Goto, yang kembali ke Suriah pada akhir Oktober untuk membantu menyelamatkan temannya tersebut, hilang sejak itu.

Bagi Yukawa, yang bercita-cita menjadi seorang kontraktor militer, bepergian ke Suriah telah menjadi bagian dari sebuah upaya untuk mengubah hidupnya setelah bangkrut, kehilangan istrinya karena kanker dan mencoba bunuh diri. Demikian menurut sejumlah rekan dan pernyataannya sendiri.

Sebuah unit di Departemen Luar Negeri Jepang telah mencari informasi tentang dirinya sejak Agustus. Orang-orang yang terlibat dalam upaya tersebut mengungkapkan hal itu.

Hilangnya Goto tidak dilaporkan sampai video pada Selasa lalu muncul yang memperlihatkan dirinya dan Yukawa berlutut dengan mengenakan t-shirt warna oranye di samping seorang militan ISIS bertopeng yang memegang pisau.

Yukawa pertama kali bertemu Goto di Suriah pada April lalu. Yukawa lalu meminta Goto untuk membawanya ke Irak. Dia ingin tahu bagaimana bekerja di zona konflik. Mereka lalu pergi bersama-sama pada Juni.

"Yukawa itu kasihan dan tidak tahu apa yang sedang dia lakukan. Dia membutuhkan seseorang yang berpengalaman untuk membantunya," kata Goto kepada Reuters.

Yukawa sendiri kemudian kembali ke Suriah pada Juli. Goto, 47 tahun, kembali ke Jepang. Penculikan yang kemudian menimpa Yukawa menghantui Goto. Wartawan itu merasa dia harus melakukan sesuatu untuk membantu Yukawa, yang beberapa tahun lebih muda darinya.

"Saya harus pergi ke sana, setidaknya sekali, dan bertemu dengan para penghubung (fixers) saya dan bertanya kepada mereka tentang situasi terkini. Saya perlu berbicara langsung dengan mereka. Saya pikir itu perlu," kata Goto kepada Reuters pada Agustus. Penghubung yang dia maksudkan merujuk kepada pada para penduduk lokal yang bekerja freelance buat para wartawan asing. Para penghubung itu mengatur pertemuan dan membantu penerjemahan.

Goto mulai bekerja sebagai koresponden perang penuh waktu pada 1996 dan telah membangun reputasi sebagai seorang operator yang hati-hati dan dapat diandalkan untuk sejumlah lembaga penyiaran Jepang, termasuk NHK. "Dia mengerti apa yang harus dia lakukan dan dia berhati-hati," kata Naomi Toyoda, yang melakukan peliputan bersamanya di Yordania tahun 1990-an.

Bulan Oktober, istri Goto melahirkan seorang bayi, anak kedua pasangan itu. Menurut orang-orang yang mengenal keluarga itu, Goto sebelumnya sudah punya anak perempuan dari pernikahan sebelumnya.

Sekitar waktu yang sama, Goto berencana untuk berangkat ke Suriah dan meng-upload sejumlah video klip pendek di akun Twitter-nya.

Pada tanggal 22 Oktober, dia mengirim email ke seorang kenalan, seorang guru SMA, yang mengatakan bahwa dirinya berencana untuk kembali di Jepang pada akhir bulan. Sejumlah temannya mengatakan, dia terbang dari Tokyo ke Istanbul dan melakukan perjalanan darat dari sana ke Suriah. Dia mengirim pesan pada 25 Oktober bahwa dirinya telah menyeberangi perbatasan dan selamat.

"Apapun yang terjadi, ini merupakan tanggung jawab saya," kata Goto dalam sebuah rekaman video tak lama sebelum dia berangkat ke Raqqa, ibukota ISIS.

Itu terakhir kali dia terlihat sebelumnya video ISIS beredar pada pekan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com