Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa India Tuntut Hak Mencontek

Kompas.com - 10/11/2014, 23:21 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com — Para mahasiswa sering kali berusaha keras untuk menuntut hak mereka. Namun, akhir-akhir ini terjadi hal menarik.

Sebagian mahasiswa di India membicarakan hak mereka untuk melakukan kecurangan mencontek pada ujian universitas.

"Ini adalah hak demokratis kami!" kata pria kurus bernama Pratap Singh kepada wartawan BBC, Craig Jeffrey.

Sambil minum chai atau teh di luar universitasnya di negara bagian Uttar Pradesh, Pratap mengatakan bahwa mencontek adalah hak orang sejak lahir.

Korupsi pada sistem ujian universitas adalah suatu hal yang umum di India. Warga kaya dapat menyuap agar sukses menjalani ujian.

Sekelompok anak muda bahkan menjadi perantara bagi para mahasiswa dan pejabat sekolah. Ada juga kelompok mahasiswa yang terkenal karena kedekatan mereka dengan dunia politik.

Jadi, jika pihak-pihak yang mempunyai uang dan kekuatan politik diizinkan untuk curang, mengapa mahasiswa miskin tidak boleh melakukan hal yang sama?

"Sistem universitas di India tengah berada dalam krisis," kata Singh sambil menyulut rokoknya.

"Kecurangan terjadi di semua level. Mahasiswa menyuap untuk pendaftaran dan mendapatkan hasil yang baik. Para mahasiswa membayar para profesor untuk menulis disertasi mereka. Para profesor juga curang, mereka menulis artikel di jurnal-jurnal palsu," lanjut Singh.

"Saya tak tahu apakah harus menangis atau tertawa. Peralatan di laboratorium sains kami sudah layak dibuang. Ini seperti universitas Inggris tahun 1950-an," lanjut dia.

Keluhan yang sama datang dari Pinki Singh, seorang mahasiswi sebuah universitas ternama di Uttar Pradesh.

"Saya akan bicara tentang pendidikan di India. Kurikulumnya buruk, dan saat para dosen tak mau mengajar dengan benar, Anda harus mendapatkan bimbingan privat atau hanya menghafal buku teks," ujar Pinki.

"Jadi, tak ada gunanya belajar dengan benar. Anda hanya harus membeli salah satu buku contekan di pasar, dan pelajari jawabannya," lanjut Pinki.

"Pada tahun pertama saya belajar sejarah, saya coba belajar dengan benar. Namun, senior saya mengatakan, beli saja buku contekan," lanjut Pinki.

Kualitas sejumlah universitas swasta tak jauh berbeda. Pinki menyebut sebuah universitas yang baru didirikan.

Calon mahasiswa membayar mahal untuk mendaftar lewat internet. Selanjutnya, situs universitas itu menghilang dari dunia maya.

"Universitas itu tak memiliki lokasi fisik dan tak ada jejak saat dicari di dunia maya. Universitas itu menghilang begitu saja," kata Pinki.

Lalu apa solusinya? Saat unjuk rasa pro-mencontek digelar di Uttar Pradesh pada awal 1990-an, menteri utama Uttar Pradesh menuruti desakan mahasiswa, dan menghapus undang-undang anti-mencontek.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com