Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Pemerintah-Oposisi di Pakistan, 7 Tewas

Kompas.com - 11/10/2014, 04:44 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

MULTAN, KOMPAS.com — Pejabat pemerintah Pakistan mengatakan, setidaknya tujuh orang terbunuh dan empat puluh lainnya luka-luka akibat penyerbuan oleh politisi oposisi Imran Khan di pusat kota Pakistan, Jumat (10/10/2014).

Pembunuhan yang terjadi di Kota Multan itu setelah mantan pemain kriket yang berubah menjadi politisi tersebut mengarahkan massa untuk mendesak pengunduran diri Perdana Menteri Nawaz Sharif. Sharif diduga telah melakukan kecurangan dalam pemilu tahun lalu.

“Sedikitnya tujuh orang tewas dan empat puluh luka-luka,” ujar Direktur UGD Rumah Sakit Nishtar, Pervev Haider, kepada AFP.

Kepala Polisi Multan Sultan Caudhry mengkonfirmasi informasi terkait korban, dan mengatakan, penyerbuan itu dilakukan saat orang-orang meninggalkan stadion seusai pertemuan.

Khan, bersama dengan ulama populis Tahir Ul Chadri, telah menggelar aksi unjuk rasa dengan menduduki kota Islamabad sejak 15 Agustus 2014. Unjuk rasa tersebut juga dilakukan di kota-kota Pakistan lainnya.

Khan dan Qadri mengkalim bahwa telah terjadi kecurangan dalam pemilu tahun 2013. Namun, pengamat lokal Pakistan mengatakan, hasil pemilu tersebut sudah kredibel.

Para pengikut Khan terlibat bentrokan dengan polisi pada akhir Agustus setelah berusaha menyerbu kediaman perdana menteri. Aksi tersebut mengakibatkan tiga orang demonstran  tewas, dan ratusan lainnya yang berada di kedua belah pihak menderita luka.

Pada tanggal 1 September, kelompok oposisi sempat menduduki media penyiaran nasional. Namun, mereka disebut telah kehilangan momentum.

Para pengamat percaya bahwa aksi protes telah dikoordinasikan dengan tentara yang kuat, sebagai alat penegasan dominasinya atas otoritas sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com