Dalam protes terbaru di kota pelabuhan Hamburg, polisi menyita sejumlah senjata, termasuk parang, tongkat bisbol, dan sebuah senjata api, tetapi berhasil menghindari konfrontasi besar-besaran.
Para pengunjuk rasa dalam bentrokan sporadis dengan kelompok Muslim fundamentalis melemparkan batu dan botol, dan satu orang dirawat di rumah sakit karena terkena proyektil di kepalanya.
Sementara itu, Kepolisian Jerman menyuarakan keprihatinan terkait kekerasan pada Selasa malam di Hamburg dan Celle yang menyebabkan 23 orang terluka, empat di antaranya luka serius. Kepolisian mengatakan, serangan yang dilakukan orang-orang "bersenjata lengkap" terhadap aparat penegak hukum telah menempatkan petugas "dalam bahaya mematikan" dan memperingatkan akan "ancaman perang antara kelompok di tanah Jerman".
Gelombang unjuk rasa tersebut bermula dari demonstrasi solidaritas untuk orang-orang Kurdi yang terjebak di kota Kobani, Suriah, di mana mereka dikepung militan ISIS. Banyak orang Kurdi marah dengan kurangnya tindakan Turki terhadap ISIS.
Sejumlah pengunjuk rasa di Hamburg menuntut pembebasan Abdullah Ocalan dari penjara Turki. Ocalan merupakan pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang terlarang, yang telah melancarakan pemberontakan selama tiga dekade terhadap Ankara.
Keprihatinan berkembang di Berlin terkait meluapnya ketegangan itu ke Jerman, yang merupakan rumah bagi sekitar tiga juta orang dengan latang belakang Turki dan diperkirakan satu juta orang etnis Kurdi. Kanselir Jerman Angela Merkel telah menyuarakan keprihatinan kepada komite urusan luar negeri parlemen bahwa keengganan Turki yang merupakan anggota NATO untuk bergabung dengan perang melawan ISIS dapat memengaruhi keamanan di Jerman, lapor harian Frankfurter Allgemeine Zeitung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.